Saat Anies menjadi Gubernur Jakarta, ditulis bagaimana keluhan muncul terkait janji pemilunya yang dilanggar ketika pemerintahannya mengeluarkan izin bangunan di pulau buatan yang direklamasi.
Ada juga kekhawatiran tentang transparansi anggaran dan tuduhan terlibat korupsi dalam pementasan balapan mobil listrik Formula E.
Hal itu dievaluasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, meski para pembelanya menyebut tudingan itu bermotif politik.
Soal polarisasi etnis dan kencangnya isu agama juga diungkapkan dalam artikel tersebut.
Anies telah menunjukkan bahwa pemerintahnya meningkatkan pengeluaran untuk mendukung semua agama, memberikan izin pembangunan untuk 30 gereja, mengizinkan lagu-lagu Natal dinyanyikan di jalan, dan mendirikan pohon Natal besar di Jakarta Pusat.
Pausacker mengatakan wajar ini dilakukan Anies.
Sebab secara historis, masyarakat Indonesia tidak pernah menunjukkan kecenderungan untuk memilih partai Islam, atau kandidat yang memiliki keyakinan agama yang kuat dalam pemilu nasional.
"Untuk saat ini, Anies sedang belajar dan melakukan rebranding. Dan terlepas dari hasilnya tahun depan, usia memihaknya, jadi dia akan memiliki kesempatan untuk mencalonkan diri lagi. Mungkin itu sebabnya dia begitu bertekad untuk tetap dalam perlombaan?," pungkasnya.
(redaksi)