Daryono menambahkan gerakan rip current ini berlangsung sangat cepat dan singkat, maka orang yang terjebak dan terseret arus ini sangat sulit untuk melepaskan diri hingga seolah terseret ke tengah laut.
"Inilah sebabnya mengapa arus ini banyak memakan korban jiwa," tambah Daryono.
Bahkan, pada beberapa kejadian rip current, meskipun air laut tidak terlalu dalam dan hanya sebatas lutut, seseorang sudah dapat mengalami serangan arus ini. Kondisi ini terjadi jika arus susur pantai yang telah bergabung dengan tiba-tiba, menyebabkan dasar pasir tempat berpijak tergerus arus hingga habis.
"Karena pasir tempat berpijak habis terbawa arus, maka orang yang terjebak dalam arus ini merasa seolah-olah dirinya jatuh ke dalam lubang, selanjutnya tenggelam, selanjutnya diseret oleh badan arus yang mengalir kuat menuju ke tengah laut," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Insiden ritual berujung kematian terjadi di Jawa Timur (Jatim).
Ritual itu dilakukan oleh Kelompok Tunggal Jati Nusantara.
Mereka melakukan ritual di Pantai Payangan Jember, Jawa Timur pada Minggu (13/2/2022) dini hari.
Tim redaksi himpun informasi perihal ritual berujung kematian yang dilakukan Kelompok Jati Nusantara itu.
1. Ritual untuk menenangkan diri
Penjelasan dari kepolisian, yakni Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo mengatakan bahwa korban saat peristiwa terjadi, sedang menjalani ritual menenangkan diri.
Saat menjalani ritual itu, ombak muncul dan membuat beberapa korban tenggelam hingga meninggal dunia.
"Tadi malam (dini hari) sekitar pukul 01.00 WIB ada wisatawan yang tergulung ombak dan tenggelam. Jadi mereka sedang melakukan ritual yang dilakukan (dipimpin) seseorang," kata Hery.