BCA pun mengusung semboyan Senada yang juga dimaksudkan memberi dukungan kepada Gen Z. “Senada ini juga merupakan singkatan dari Setia, Naungi, dan Dampingi yang saat ini juga kami terapkan kepada karyawan Gen Z.” tambahnya.
Jurus Menggaet Gen Z
Dengan tumbuhnya startup teknologi, Gen Z pun menaruh harapan dapat bekerja di perusahaan jenis tersebut. Ini pula yang membuat BCA harus “merebut hati” mereka dengan berbagai cara. “Banyak Gen Z yang enggan bekerja di bank karena dinilai sebagai perusahaan yang konservatif. Untuk menyiasati hal tersebut BCA mulai melakukan pendekatan melalui jalur media sosial dan berkunjung ke kampus-kampus agar perusahaan bisa bertatap muka langsung dengan Gen Z,” tambahnya.
Friska mengatakan setidaknya ada 3 hal yang menjadi pegangan bagi perusahaan sebelum merekrut Gen Z, yaitu communication style (cara berkomunikasi), understanding work life balance (mengerti pembagian pekerjaan dan kehidupan pribadi), serta accountable freedom (kebebasan yang bisa dipertanggungjawabkan).
“Perusahaan harus berada di tengah-tengah dan tahu apa yang menjadi kebutuhan mereka. Harus ada honesty, trust, dan emotional bonding yang dibangun sejak pertama mereka masuk ke perusahaan dengan Gen X dan Gen Y,” tuturnya.
Setyo memaparkan, Universitas Prasetiya Mulya sudah mempersiapkan berbagai aktivasi bagi Gen Z agar tidak kaget saat masuk ke dunia kerja. Selain pembelajaran secara akademik, dia mengungkapkan Prasetiya Mulya menerapkan kegiatan yang bersifat non-akademik melalui program management society.
Ada berbagai kegiatan non-akademik yang disediakan bagi mahasiswa, mulai dari kesenian, olahraga, atau spiritual keagamaan. Ketika selesai dari Universitas Prasetiya Mulya, mahasiswa tidak hanya akan dapat ijazah dan transkrip nilai.
Mereka juga akan dapat SKPI (surat keterangan pendamping ijazah), yang isinya pencapaian non-akademik. “Itu menjadi bekal mereka agar tidak kaget saat masuk ke dunia kerja," tutupnya.
(redaksi)