Dia juga menepis adanya isu penjegalan terhadap pencalonan Anies.
"Sekarang kan menjadi ambigu. Anies Baswedan itu kader siapa, kader partai mana? Akhirnya orang lari ke partainya. Yang dibilang kader internal, kader inti, kader utama, segala macam itu. Mengalahkan popularitas. Nggak ada (penjegalan). Ini soal pragmatisme di dalam pemilihan tiket saja," tuturnya.
Fahri juga mengungkit partai yang pengusung Anies di Pilpres 2024 hanya untuk bertahan dalam pertarungan.
Sebab, menurutnya, usai Pilpres selesai, partai pengusung malah meninggalkan Anies.
"Sekarang setelah selesai Pemilu, Anies Baswedan tidak diperlukan lagi. Kan begitu mereka itu kan berpikirnya. Nggak ada kepentingannya lagi untuk Anies Baswedan. Nah ini introspeksi lah bareng-bareng. Kalau kita mah sudah tahu dari awal akan begini. Gitu loh. Mudah-mudahan pada tobat," terangnya.
Sebelumnya, Anies terancam ditinggal PKS di Pilkada Jakarta.