POJOKNEGERI.COM - Eropa mengalami ketegangan dalam "perang dagang" dengan China menyusul rencana pengenaan tarif hingga 36% pada mobil listrik yang diimpor dari China.
Spanyol menjadi negara yang meminta Uni Eropa (UE) untuk mempertimbangkan kembali keputusan ini.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, saat kunjungannya ke Shanghai untuk bertemu Presiden Xi Jinping dan pejabat Beijing.
Dalam konferensi pers, Sanchez menekankan pentingnya untuk mempertimbangkan kembali keputusan pengenaan tarif pada mobil listrik.
"Saya harus terus terang dan jujur kepada Anda bahwa kita perlu mempertimbangkan kembali keputusan kita semua, tidak hanya negara anggota tetapi juga Komisi Eropa, mengenai hal ini," kata Sanchez kepada wartawan dimuat AFP, Rabu (11/9/2024)
"Seperti yang saya katakan sebelumnya, kita tidak membutuhkan perang lagi, dalam hal ini perang dagang," tambahnya.
Sanchez lebih lanjut mengatakan seharusnya negara-negara Eropa membangun jembatan antara UE dan China. Spanyol misalnya, tegasnya, tengah melakukan sikap yang konstruktif dan mencoba menemukan solusi antara kedua belah pihak.
"Kompromi antara China dan Komisi Eropa," terangnya.
Perlu diketahui kebijakan tarif mobil listrik yang diimpor dari China akan mulai diberlakukan Oktober. Eropa beralasan China memberi subsidi yang berdampak pada murahnya mobil listrik, yang berimbas pada terancamnya manufaktur otomotif lokal.
Diketahui, China pun langsung membalas permasalahan ini dengan meluncurkan penyelidikan antidumping terhadap impor daging babi dari blok tersebut. Negeri itu beralasan permohonan diajukan kelompok pedagang lokal yang melihat sesuatu yang tak lazim pada komoditas itu.
Spanyol sendiri merupakan pengekspor produk daging babi terbesar UE ke Tiongkok. Menurut badan industri Interporc, Barcelona menjual lebih dari 560.000 ton tahun lalu dengan total 1,2 miliar euro (sekitar Rp 20 triliun).
(*)