Jumat, 10 Januari 2025

Internasional

Eropa Menderita, Rusia Tuduh Amerika di Balik Keputusan Ukraina Hentikan Pasokan Gas

Selasa, 7 Januari 2025 18:49

Rusia Tuduh Amerika di Balik Keputusan Ukraina Hentikan Pasokan Gas

POJOKNEGERI.COM - Pemerintah Rusia menuduh Barat, khususnya Amerika Serikat sebagai sosok yang bertanggung jawab atas keputusan Ukraina untuk menghentikan pasokan gas Rusia ke Eropa melalui Kyiv.

Tudiangan itu dilontarkan pejabat Rusia menanggapi berakhirnya kesepakatan lima tahunan antara Moskow dan Kyiv terkait transit gas Rusia melalui Ukraina.

1 Januari 2025 pemerintah Ukraina resmi memutus aliran gas transit Rusia, di tengah perang panas dengan yang telah terjadi sejak Februari 2022.

Adapun langkah ini menandai akhir dari salah satu jalur pasokan energi utama Rusia ke Eropa, yang telah berlangsung selama lima dekade terakhir, di mana Ukraina telah menjadi jalur utama pasokan gas ke Eropa.

Hal tersebut juga dikonfirmasi langsung oleh Perusahaan Rusia Gazprom.

Dalam keterangan resminya, mereka mengatakan bahwa ekspor gas melalui Ukraina ke Eropa dihentikan mulai pukul 08:00 waktu setempat (05:00 GMT) pada hari Rabu (1/1/2025).

"Karena penolakan berulang dan eksplisit dari pihak Ukraina untuk memperpanjang perjanjian lima tahun, Gazprom PJSC dihilangkan dari kesempatan teknis dan hukum untuk memasok gas untuk transit melalui wilayah Ukraina mulai 1 Januari 2025." tulis Gazprom.

Mengutip dari Anadolu, presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa negaranya tidak akan membiarkan Rusia meraup miliaran dolar melalui pipa-pipa gas yang melintas di bawah tanah Ukraina.

Alasan tersebut yang mendorong Ukraina menghentikan ekspor gas Rusia melalui wilayahnya, dengan dalih untuk menjaga keamanan nasional wilayahnya, meskipun negara itu harus kehilangan pendapatan transit tahunan sebesar 800 juta dollar AS.

Imbas pemutusan aliran itu Uni Eropa terancam mengalami krisis energi.

Lantaran segelintir negara Eropa tengah yang bergantung pada aliran tersebut dipaksa untuk mendapatkan gas di tempat lain dengan harga jauh lebih mahal untuk memenuhi kebutuhan listriknya.

Hal ini menambah tekanan pada pasokan pada saat wilayah tersebut telah menghabiskan penyimpanan musim dinginnya dengan kecepatan tercepat dalam beberapa tahun.

"Langkah untuk menghentikan pasokan sumber energi Rusia yang kompetitif dan ramah lingkungan ini mengurangi potensi ekonomi Eropa dan sangat mempengaruhi kualitas hidup warga Eropa" Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

Ia juga berpendapat bahwa Jerman menjadi negara pertama yang terkena dampak hal ini, karena Berlin membeli gas alam dengan “harga yang jauh lebih tinggi” menyusul ledakan pipa Nord Stream pada bulan September 2022.

Sementara itu, Perdana Menteri Slovakia Robert Fico memperkirakan efek dari pemutusan gas membuat konsumen Eropa menghadapi kenaikan harga gas hingga 50 miliar euro atau 52 miliar dollar AS  per tahun serta kenaikan biaya listrik sebesar 70 miliar euro.

Selain memicu masalah bagi negaraUni eropa, pemutusan aliran gas transit juga diprediksi bakal membuat Rusia merugi

Lantaran Gazprom raksasa energi Rusia berpotensi kehilangan pelanggannya di Uni Eropa, memicu kerugian hingga 5,2 miliar dollar AS akibat pengurangan jalur distribusi ke Eropa.

Artikal ini telah tayang di Pojok Negeri Media: https://www.youtube.com/watch?v=9uio1IJchOU

(*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
pojokhiburan