POJOKNEGERI.COM - Uni Eropa (UE) telah melihat impor gas alam cair (LNG) Rusia mencapai rekor tertinggi tahun ini, meskipun ada upaya-upaya blok ini untuk mengurangi ketergantungannya pada gas dari negara ini setelah dimulainya invasi skala penuh Moskow ke Ukraina.
Berdasarkan informasi dari penyedia data komoditas Kpler, hingga pertengahan Desember, Eropa telah mengimpor 16,5 juta ton LNG Rusia, melebihi impor tahun lalu sebesar 15,18 juta ton.
Angka ini juga melebihi rekor sebelumnya, yaitu 15,21 juta ton yang diimpor pada tahun 2022.
"Apa yang kami lihat tahun ini cukup mengejutkan. Alih-alih mengurangi impor LNG Rusia secara bertahap, kami justru meningkatkannya," kata Ana Maria Jaller-Makarewicz, seorang analis di Institute for Energy Economics and Financial Analysis dilansir dari Financial Times, Minggu (22/12/2024).
Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, Uni Eropa menetapkan target untuk menghentikan impor bahan bakar fosil Rusia pada tahun 2027. Meskipun demikian, masuknya gas super dingin ke pelabuhan-pelabuhan Eropa tetap meningkat.
Tidak seperti impor gas pipa, yang telah dikurangi seminimal mungkin, dan minyak dan batu bara Rusia, yang dilarang di Uni Eropa, impor LNG Rusia masih dimungkinkan dan meningkat, yang mengindikasikan bahwa Eropa yang “panik” masih mencoba untuk melepaskan diri dari suplai yang murah, ujar Jaller-Makarewicz.
LNG yang dipasok dari terminal Yamal Rusia ke Eropa memiliki harga yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan gas yang diimpor dari Amerika Serikat. Eropa sebelumnya bergantung pada Rusia untuk sekitar dua perlima dari impor gasnya, terutama melalui jaringan pipa.
Saat ini, gas Rusia, termasuk pipa dan LNG, hanya mencakup sekitar 16% dari total pasokan gas Uni Eropa. Para pejabat Uni Eropa yakin bahwa blok ini dapat bertahan tanpa bahan bakar Rusia, bahkan jika harus membayar harga yang lebih tinggi untuk gas dari sumber-sumber lain.