Selain itu, Eropa juga menjadi pasar potensial, seperti terlihat dari ekspor ke Lithuania. Minyak jelantah di Eropa sering kali diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan karena adanya regulasi ketat terkait emisi karbon.
Sedangkan di Brasil, dengan sektor industri yang kuat, memanfaatkan minyak jelantah untuk bahan baku pelumas dan aditif lainnya.
Rata-rata, minyak jelantah Indonesia dijual dengan harga bervariasi tergantung pada negara tujuan. Misalnya, harga ekspor ke Vietnam mencapai sekitar US$ 1,02 per kilogram.
Ekspor minyak jelantah Indonesia masih jauh dari potensi maksimalnya. Indonesia menghasilkan minyak jelantah dalam jumlah besar setiap tahunnya, namun sebagian besar belum dikelola dengan baik. Sebagai contoh, banyak rumah tangga dan restoran membuang limbah ini tanpa menyadari nilainya.
Pemerintah dapat berperan besar dalam meningkatkan nilai ekspor ini. Misalnya, dengan memperbaiki infrastruktur pengumpulan minyak jelantah dari rumah tangga dan restoran.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang nilai ekonomi minyak jelantah juga dapat meningkatkan pasokan bahan baku untuk ekspor.
Agar dapat meningkatkan daya saing, pelaku usaha Indonesia perlu meniru strategi negara tujuan seperti Vietnam dan China, yang mengolah minyak jelantah menjadi produk dengan nilai tambah.