POJOKNEGERI.COM - Tiongkok membalas tindakan keras Eropa terhadap perusahaan raksasa kendaraan listriknya.
Melansir Business Insider, pada Senin (4/11/2024), Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan bahwa mereka akan mengajukan gugatan hukum ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas tarif Uni Eropa terhadap perusahaan mobil listrik Tiongkok.
Uni Eropa memilih untuk mengenakan tarif yang lebih tinggi pada perusahaan kendaraan listrik Tiongkok, seperti BYD, pada bulan Oktober.
Tarif baru, yang dirampungkan minggu lalu, akan membuat BYD menghadapi pungutan sebesar 17%. Sementara produsen mobil lainnya menghadapi tarif setinggi 35,3% di atas pajak 10% yang sudah ada.
Pernyataan terjemahan dari kementerian perdagangan Tiongkok yang mengumumkan gugatan hukum tersebut mengatakan bahwa tarif tersebut tidak memiliki "dasar faktual dan hukum" dan melanggar aturan WTO.
Pemerintah Tiongkok sebelumnya telah meminta konsultasi sengketa dengan badan internasional tersebut mengenai subsidi pada bulan Agustus.
Seorang pejabat WTO mengonfirmasi kepada Business Insider bahwa organisasi tersebut telah menerima permintaan dari Tiongkok untuk konsultasi dengan Uni Eropa mengenai pajak impor yang terakhir.
Seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan kepada Business Insider bahwa pihaknya meyakini penyelidikan anti-subsidinya sudah mematuhi aturan WTO.
"Kami sangat yakin dengan kompatibilitas WTO dari penyelidikan kami dan langkah-langkah definitif. Dengan mengingat hal ini, Komisi mencatat permintaan konsultasi WTO yang diajukan oleh Tiongkok. Kami akan mempelajari semua detailnya dan bereaksi terhadap otoritas Tiongkok pada waktunya," kata juru bicara tersebut.
Tarif Uni Eropa telah memicu kekhawatiran bahwa Tiongkok, yang telah membuka penyelidikan terhadap brendi dan keju Eropa, mungkin akan membalas dengan memberlakukan hambatan perdagangannya sendiri terhadap produsen mobil Eropa yang beroperasi di negara tersebut.
Tiongkok merupakan pasar yang besar bagi produsen mobil Jerman seperti Volkswagen, BMW, dan Mercedes. Akan tetapi, mereka semakin kesulitan di negara tersebut di tengah gempuran dari para pesaing lokal, yang telah mengambil pangsa pasar dari produsen mobil Eropa berkat jajaran kendaraan listrik murah dan berteknologi tinggi mereka.
Beberapa pemain Tiongkok kini berekspansi ke Eropa meskipun ada tarif Uni Eropa.
BYD berencana membangun pabrik di Hongaria dan Turki. Sementara pesaing Tesla, Xpeng dan Leapmotor, juga telah berekspansi ke pasar Eropa baru dalam beberapa bulan terakhir.
(*)