Investasi untuk rumah sakit tersebut akan berasal dari Aspen Medical Group, sebuah perusahaan yang berbasis di Australia.
"Kami akan memiliki rumah sakit berkelas internasional, dan ini bukan hanya soal membangun gedung dan mengganti peralatan medis dengan yang berstandar internasional. Kami juga akan melakukan perbaikan manajemen secara menyeluruh," ungkapnya.
Andi Harun juga mengungkapkan salah satu fitur utama dari rumah sakit ini adalah proses transfer pengetahuan (knowledge transfer) yang akan dilakukan oleh para dokter profesional dari Australia dan negara-negara lain.
“Selama satu hingga satu setengah tahun pertama, para profesional medis akan berbagi pengetahuan, baik yang bersifat teknis maupun soft skills. Setelah itu, pengelolaan rumah sakit ini akan diserahkan kepada manajemen yang berstandar internasional," ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Menurutnya, pembangunan rumah sakit di Samarinda tidak hanya bergantung pada anggaran APBD, tetapi harus melibatkan sektor swasta yang mampu berkontribusi.
"Samarinda sudah memiliki berbagai rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta. Kita memiliki rumah sakit provinsi seperti Abdul Wahab Syahrani, serta puluhan rumah sakit swasta yang sudah cukup baik. Jika sektor swasta sudah bisa memberikan pelayanan yang optimal, mengapa pemerintah harus memaksakan diri untuk membangun rumah sakit baru? Pemerintah sebaiknya berfokus pada pemberdayaan sektor swasta, agar mereka juga dapat berkontribusi dalam pelayanan publik," pungkasnya.
(tim redaksi)