Ia menjelaskan bahwa rencana ini terinspirasi dari teknologi yang telah diterapkan di Pluit, Jakarta Utara.
"Saya sudah melihat langsung contoh pintu air di sana. Mesin pompa yang digunakan didatangkan dari Korea, dan memiliki sistem otomatis yang efektif. Jadi, jika air laut naik, pintu akan menutup. Sebaliknya, saat normal, pintu akan terbuka untuk menjaga aliran air,"ungkapnya.
Saat ini, proyek pengendalian banjir di kawasan Basuki Rahmat, Agus Salim, dan Abul Hasan sedang dalam proses pengerjaan drainase.
“Pemasangan pintu air otomatis tidak bisa dilakukan sebelum drainase selesai. Itu merupakan langkah penting yang harus kami lakukan,” tegasnya.
AH menjelaskan sistem drainase yang baik adalah prasyarat untuk mengurangi risiko banjir proyek ini tidak bisa dikerjakan sekaligus karena terbatasnya anggaran.
“Kami harus mengutamakan berbagai aspek, seperti pendidikan dan kesehatan, bersamaan dengan penanganan banjir. Mudah-mudahan, gubernur dan wakil gubernur terpilih dapat membantu kami dalam pembiayaan pembangunan di Samarinda,”pungkasnya.
(Redaksi)