“Permintaan maaf adalah salah satu tahap dalam perjalanan penyembuhan.” ujarnya lagi.
Sebelumnya, pada bulan lalu, sekitar 215 mayat anak-anak, beberapa berusia 3 tahun, ditemukan terkubur di lokasi yang dulunya merupakan sekolah perumahan pribumi terbesar di Kanada dekat Kamloops, British Columbia.
Menyusul penemuan itu, Paus Fransiskus mengungkapkan rasa sakitnya atas penemuan itu dan menekan otoritas agama dan politik untuk menjelaskan apa yang dinamakan “perselingkuhan yang menyedihkan ini.”
Tapi dia tidak menawarkan permintaan maaf yang diminta oleh First Nations dan perdana menteri Kanada.
Dari abad ke-19 hingga 1970-an, lebih dari 150.000 anak-anak pribumi dipaksa menghadiri sekolah-sekolah Kristen yang didanai negara, yang sebagian besar dijalankan oleh jemaat misionaris Katolik Roma, dalam kampanye untuk mengasimilasi mereka ke dalam masyarakat Kanada.
Pemerintah Kanada telah mengakui bahwa kekerasan fisik dan seksual merajalela di sekolah-sekolah, dengan siswa dipukuli karena berbicara bahasa ibu mereka.
Dilansir dari theguardian, setidaknya 150.000 anak menghadiri sekolah semacam itu dalam apa yang digambarkan oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi 2015 yang bersejarah sebagai “genosida budaya” yang menargetkan penduduk asli Kanada. (*)