
POJOKNEGERI.COM – Hujan deras yang disertai angin kencang mengguncang Samarinda pada pada Rabu (22/10/2025).
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Angin kencang menyebabkan sejumlah rumah di kawasan Jalan Antasari II, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu dilaporkan rusak parah setelah atapnya terlepas dan terbang hingga puluhan meter.
Peristiwa tersebut terekam jelas dalam sebuah video amatir yang kemudian viral di media sosial. Dalam video berdurasi sekitar 30 detik itu, terlihat potongan atap rumah melayang di udara sebelum akhirnya menghantam rumah lain di sekitar lokasi.
Suara warga yang berteriak panik terdengar di latar video, menggambarkan situasi mencekam yang terjadi begitu cepat di tengah hujan deras.
Salah satu warga, Sahlan (64), mengatakan dirinya mendapat kabar bahwa rumah kosong miliknya di kawasan tersebut tertimpa atap rumah tetangga. Ia mengaku kaget saat pertama kali menerima informasi itu dari adiknya.
“Saya dapat info dari adik, katanya rumah ketumpukan (ketimpa) atap rumah tetangga. Rumah itu sudah kosong lebih dari setahun,” ujarnya di lokasi kejadian.
Menurutnya, atap yang terbang itu berasal dari bangunan berlantai tiga yang berada di sekitar tempat kejadian. Jarak atap tersebut melayang diperkirakan mencapai 30 hingga 40 meter sebelum akhirnya jatuh di atas rumahnya.
“(Diduga) angin torpedo, anginnya berputar tadi. Nah, kami dapat kiriman video dari yang rumah di depan,” ucapnya sambil memperlihatkan rekaman video tersebut.
Dari penuturan warga sekitar, angin berputar dengan sangat cepat dan berlangsung dalam waktu singkat. Hujan deras yang semula hanya menimbulkan genangan berubah menjadi badai kecil yang membuat benda-benda ringan di sekitar rumah beterbangan. Beberapa warga bahkan menyebut sempat mendengar suara gemuruh keras sesaat sebelum atap rumah terangkat ke udara.
Ahmad Rinjani, warga lainnya yang tinggal tak jauh dari lokasi, mengatakan petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda sudah turun untuk memantau situasi.
“Tadi sudah ada tim BPBD memantau situasi. (Diduga) angin puting beliung menimpa rumah warga atapnya terbang ke rumah warga lain. Untuk saat ini (terdampak) diperkirakan sembilan rumah,” katanya.
Ahmad menjelaskan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.35 WITA, saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Suara keras terdengar ketika potongan atap mulai terlepas dan terbawa angin. Beberapa rumah di RT 31 dan RT 52 disebut mengalami kerusakan dengan tingkat keparahan berbeda.
“Alhamdulillah tidak ada korban. Waktu hujan deras, semua warga di dalam rumah. Yang paling parah di RT 31, sisanya di RT 52,” ujarnya.
Pantauan di lapangan menunjukkan, sejumlah rumah tampak rusak di bagian atap dan dinding. Potongan seng berserakan di jalan dan halaman rumah warga. Beberapa pemilik rumah tampak sibuk mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan dari dalam rumah yang bocor akibat atap terbuka.
Tim BPBD bersama warga terlihat bekerja sama membersihkan sisa puing dan material bangunan. Sementara beberapa warga lain memasang terpal seadanya untuk menutup bagian atap yang hilang agar tidak kehujanan kembali.
Meski tidak ada korban jiwa, peristiwa ini membuat warga di kawasan tersebut merasa khawatir. Sebagian dari mereka mengaku belum pernah mengalami angin sekuat itu di kawasan Antasari II. Mereka berharap kejadian ini tidak terulang kembali, terlebih cuaca di Samarinda dalam beberapa hari terakhir memang cenderung tidak menentu.
“Anginnya memang kencang sekali, tadi itu mendadak datang. Awalnya hujan biasa, tiba-tiba langsung kayak mutar,” kata salah seorang warga lain yang menyaksikan kejadian itu dari dalam rumahnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda terus memantau kondisi cuaca dan mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi angin kencang maupun hujan deras yang dapat menyebabkan banjir lokal. Samarinda sendiri beberapa kali dilanda cuaca ekstrem pada bulan Oktober, terutama menjelang peralihan musim penghujan.
Warga diimbau untuk memastikan kondisi rumah dalam keadaan aman, terutama bagian atap dan pohon besar di sekitar tempat tinggal. Benda-benda ringan seperti seng, papan, dan spanduk juga diminta untuk diamankan agar tidak terangkat angin.
Sementara itu, hingga sore hari, cuaca di Samarinda masih mendung dan gerimis ringan kembali turun. Beberapa warga tampak masih memperbaiki atap yang rusak menggunakan bahan seadanya sambil berharap bantuan dari pemerintah segera datang.
“Yang penting malam ini tidak hujan deras lagi. Kami sudah tutup pakai terpal dulu, semoga kuat sampai besok,” ujar Ahmad.
Peristiwa ini menambah daftar kejadian akibat cuaca ekstrem yang melanda Samarinda dalam beberapa pekan terakhir. Sebelumnya, beberapa kawasan lain juga dilaporkan mengalami hujan deras disertai angin kencang yang menumbangkan pohon dan merusak sejumlah fasilitas umum. Warga berharap agar cuaca segera kembali normal dan pemerintah lebih cepat merespons kejadian semacam ini.
(*)