Pada simulasi ketiga, pasangan Anies-AHY unggul dengan angka 22,85 persen, mengalahkan Prabowo-Puan dengan angka 18,46 persen dan Airlangga-Gatot Nurmantyo di 5,37 persen.
Pada simulasi kelima, pasangan Puan-Anies hanya mendapat angka 7,40 persen, kalah telak dari Prabowo-Ganjar dengan 34,31 persen dan Cak Imin-AHY dengan 5,77 persen.
Disampaikan Direktur Eksekutif Indopol, Ratno Sulistiyanto, bahwa posisi Anies akan kuat jika dia dicalonkan sebagai presiden.
Akan tetapi, situasi akan berbalik jika Anies dicalonkan sebagai cawapres, pemilihnya akan beralih.
Menurutnya, jika Anies diposisikan sebagai cawapres, Gubernur DKI jakarta itu akan kalah oleh pasangan Prabowo-Puan.
"Kalau di posisi wakil pilihan pemilihnya itu satu bergeser ke tidak memilih, kedua itu memilih yang lain," kata Ratno dikutip dari CNNIndonesia
Ratno mengatakan, posisi wakil presiden bagi Anies tidak akan memberikan pengaruh. Ketika ia disandingkan sebagai cawapres dari Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, misalnya, elektabilitasnya menjadi rendah.
Menurut Ratno, terdapat dua asas menentukan dalam pilpres 2024 mendatang, yakni Anies dan Ganjar.
"Jadi king maker-nya ini dua, Anies dan Ganjar. Bahkan Ganjar itu bisa melebihi pasangan rivalnya, Anies, ketika dengan Prabowo. Prabowo-Ganjar itu 34 persen daripada Prabowo-Anies (33,90 persen)," kata Ratno.
Hasil survei Indikator Politik
Simulasi perolehan dukungan untuk calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang dilakukan Lembaga Survei Indikator Politik.
Dalam simulasi survei Indikator Politik itu, ada tiga poros yang ada.