Samarinda Culture Festival 2024 diharapkan tidak hanya menjadi ajang untuk merayakan kekayaan budaya, tetapi juga sebagai platform untuk memperkuat persatuan dan keragaman masyarakat Samarinda.
"Keragaman adalah kekuatan kita. Melalui festival ini, kita tidak hanya menghargai warisan nenek moyang kita tetapi juga membangun visi Samarinda sebagai pusat peradaban yang ramah, inovatif, dan bertanggung jawab," tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Asli Nuryadin, telah mengumumkan kerjasama yang menarik antara berbagai komunitas etnis kerjasama ini melibatkan Kaguyuban 33 Suku, sebuah konsep kolaboratif yang bertujuan untuk mempromosikan pendidikan holistik yang melibatkan keluarga, masyarakat, dan industri.
"Saya sangat menyambut baik inisiatif dari Kaguyuban 33 Suku ini. Ini adalah langkah maju untuk memastikan bahwa pendidikan kita tidak hanya terfokus pada satu aspek saja, tetapi mencakup semua elemen yang diperlukan untuk menjadi kekuatan pendorong bagi kemajuan," kata Asli Nuryadin.
Kerjasama ini tidak hanya mencakup aspek pendidikan, tetapi juga melibatkan promosi dan pelestarian kebudayaan lokal. Berbagai komunitas seperti Banjar, Dayak, Jawa, dan Bugis akan berkolaborasi untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di Kota Samarinda. Rencananya, tempat-tempat umum akan diperbarui dan dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung kegiatan sosial dan budaya.
"Pembaruan ini tidak hanya terbatas pada infrastruktur, tetapi juga melibatkan aktivitas yang beragam. Kami berharap untuk melihat festival seni, lomba budaya, dan pertemuan komunitas secara teratur di tempat ini," tuturnya.
(tim redaksi)