Posisi strategis Samarinda sebagai jantung ekosistem tiga kota menjadi fokus diskusi utama. Isu-isu seperti kelonjakan penduduk, tata ruang, pemukiman, infrastruktur, kemacetan, dan masalah sampah, diidentifikasi sebagai tantangan krusial.
"Dalam rencana 20 tahun ke depan, kita perlu mengantisipasi dan merumuskan solusi untuk mengatasi permasalahan ini,"ucapnya.
Rusmadi mengingatkan bahwa ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPJPD yaitu menghindari permasalahan kelonjakan penduduk, namun kita dapat merencanakan pemukiman yang terencana dengan baik, Samarinda harus menjadi contoh dalam pengelolaan sampah dan infrastruktur yang berkelanjutan, Pemerintah perlu lebih fokus pada peningkatan kualitas SDM.
“Samarinda dengan tegas mengambil posisi di depan, menunjukkan tekadnya untuk menjadi perintis dalam pembangunan di Kalimantan Timur tentang pemahaman mendalam terhadap kebutuhan lokal dan kesinambungan dengan visi nasional menjadi landasan untuk merumuskan kebijakan pembangunan jangka panjang,” ujarnya.
Dengan demikian, konsultasi publik ini tidak hanya menjadi sarana untuk menyuarakan pendapat masyarakat, tetapi juga membuka jalan bagi kolaborasi yang erat antara pemerintah dan masyarakat demi menciptakan Kota Samarinda yang lebih baik, lebih kondusif, dan lebih siap menghadapi masa depan.
(Adv/Saber)