POJOKNEGERI.COM - Imbas pernyataan kontroversial dari pendeta Hindu asal India, Yati Narsinghanad Giri, kini hacker India dan Indonesia terlibat saling serang.
Belum lama ini, hacker yang mengatasnamakan diri sebagai Hacktivist Indonesia mengaku akan melakukan serangan terhadap 12.000 website India buntut dari pernyataan kontroversial Yati Narsinghanad Giri, yang sudah menghina Islam.
Mereka mengabarkan sudah membobol sistem keamanan Icici Bank, perusahaan jasa keuangan terbesar kedua di India.
Serangan juga mempengaruhi website Government Primary School Ramthali, CMR University, Voter Portal, Passbook hingga Dealer of Ford.
Dilansir dari Viva, apa yang dilakukan hacker Indonesia ternyata membuat kelompok hacker India memohon ampun agar serangan sistem IT ke negaranya dihentikan.
"Note for Indonesian hacker, stop targeting Indian Sites," tulis mereka di saluran Telegram Anonymous India, seperti dikutip VIVA Tekno, Selasa, 18 April 2023.
Tidak hanya itu, kelompok hacker tersebut juga mengancam akan membocorkan data pribadi sebuah universitas di Medan, Sumatera Utara.
"Soon we post some critical data of Medan Universities," kata mereka, seraya ingin membalas.
Hacker India mengklaim bahwa mereka berhasil mendapatkan data pribadi berupa KTP, transkrip nilai S1, Kartu Keluarga, transkrip nilai S2 hingga ijazah S2.
Meski begitu belum diketahui berapa banyak yang terpengaruh dan apakah data yang mereka tebar benar-benar valid.
Sementara di saluran Telegram, kelompok hacker Indonesia lainnya, Ganosec Team, menulis bahwa itu hanya Google Dork.
"Terrible as a child just learning dorking data anonymous India," tulis Ganosec Team.
Google Dork adalah metode penggunaan mesin pencari Google untuk mendapatkan informasi sensitif yang tidak ada di internet.
(redaksi)