“Penambahan satu hari pelaksanaan kegiatan ini, agar upaya penurunan stunting di 2024 yakni 14 persen dapat tercapai. Posyandu sebelumnya buka sebulan sekali, dengan pembukaannya sebanyak 12 kali dalam setahun maka dengan gerakan ini ditambah satu hari, menjadi 13 kali,” kata Irama usai acara.
Sub Koodinator Promosi Kesehatan (Promkes) Dinkes Kota Samarinda, Budi menjelaskan bahwa gerakan ini menjadi penanda bahwa kegiatan dalam posyandu telah aktif, setelah pandemi covid-19 dua tahun belakangan.
“Sudah 2 tahun semenjak covid-19 melanda satu dunia, posyandu banyak yang tutup, karena posyandu tidak bisa dilakukan dalam bentuk zoom, jadi ini salah satu penandaan bahwa posyandu sudah betul-betul aktif,”ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa ini merupakan salah satu indikator percepatan stunting, yang keseluruhannya berjumlah 3 pilar, mulai dari posyandu aktif, pencegahan stunting, hingga germas.
“Inti utama itu posyandu dulu, ini adalah tujuan utamannya untuk mengkedepankan lagi dan semakin menguatkan tujuan Indonesia dalam menciptakan generasi muda yang baik dan sehat. Dimana ini dilakukan serentak dan menyasar posyandu yang masiih memiliki sasaran kunjungan yang belum terpenuhi,”ungkapnya.
Ia berharap agar ke depan kegiatan dalam posyandu dapat semakin aktif dan semakin mencapai target atau sasaran yang diinginkan dengan baik. Sembari mengubah paradigma bahwasanya posyandu bukan hanya tempat untuk menimbang ataupun mengukur.
“Semoga semakin lama capaian posyandu semakin baik, sambil mengubah paradigma bahwa posyandu bukan hanya tempat mengukur atau menimbang berat badan. Tapi sebagai tiang pilar pelayanan kesehatan. Ke depan juga akan ada posyandu prima, akan membawahi seluruh posyandu yang ada saat ini,” pungkasnya.
(redaksi)