Sementara itu, Anies yang menduduki posisi ketiga memiliki elektabilitas sebesar 25,2 persen per September ini.
Angka tersebut mengalami kenaikan dari elektabilitas Agustus sebesar 22 persen.
Masih di riset yang sama, elektabilitas Ganjar di Jawa Tengah disebut menurun akibat sulitnya PDIP mencari cawapres pendamping mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Berdasarkan catatan Indo Riset elektabilitas Ganjar di Jawa Tengah dan DIY turun dari 70,0 persen pada Agustus 2023 menjadi 65,6 persen pada September 2023.
Di Jawa Timur, elektabilitas Ganjar turun menjadi 43,9 persen dari 46,1 persen. Tak hanya itu, elektabilitas Ganjar juga turun di Bali dan Nusa Tenggara menjadi 48,9 persen dari 51,7 persen.
Akan tetapi, elektabilitas Ganjar justru naik di Jakarta-Banten, Jawa Barat dan Maluku-Papua.
Di Jakarta-Banten elektabilitas Ganjar naik menjadi 21 persen dari 16 persen.
Di Jawa Barat naik menjadi 22,3 persen dari 18,1 persen dan di Maluku-Papua naik menjadi 37,5 persen dari 27,5 persen.
Lebih lanjut, Indo Riset menyebut elektabilitas Anies di Pulau Jawa mengalami kenaikan usai mendeklarasikan Cak Imin sebagai bakal cawapres.
Elektabilitas Anies di Jawa Timur naik dalam dua bulan terakhir atau Agustus dan September dari 12,8 persen menjadi 22,2 persen.
Indo Riset mengatakan elektabilitas Prabowo mengalami penurunan di Jawa Barat dan Sumatera akibat ia tidak lagi sinyal dukungan yang jelas dari Presiden Jokowi.
Elektabilitas Prabowo dalam bulan Agustus dan September di Sumatera turun dari 41,5 persen menjadi 38,1 persen.
Di Jawa Barat Prabowo juga mengalami penurunan elektabilitas dari 46 persen jadi 40,5 persen dan turun dari 40,6 persen menjadi 32,8 persen di Jawa Timur.
Lalu, di Kalimantan elektabilitas Prabowo turun signifikan dari 48 persen menjadi 32 persen.