Sama seperti jumlah korban di pihak Rusia, pejabat Pentagon meyakini jumlah di pihak Ukraina telah diedit untuk terlihat lebih banyak daripada estimasi mereka.
New York Times, yang pertama kali mengungkap investigasi Pentagon, melaporkan, beberapa foto yang beredar di internet menggambarkan teknologi intelijen yang bisa berguna untuk Rusia.
Contohnya adalah soal seberapa cepat Ukraina mengeluarkan amunisi yang digunakan dalam sistem roket yang disediakan AS.
Penasehat Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak mengatakan via kanal telegramnya bahwa dokumen tersebut sengaja dibocorkan oleh pihak Rusia.
Menurut dia, dokumen tersebut tidak autentik dan "tidak berkaitan dengan rencana nyata Ukraina" sekaligus dibuat berdasarkan "jumlah informasi fiktif yang besar."
"Rusia sedang mencari cara untuk menyita informasi, mempengaruhi rencana skenario serangan balik Ukraina," kata dia.
"(Mereka) mencoba menimbulkan keraguan, kompromi terhadap rencana sebelumnya dan menakut-nakuti lewat kewaspadaan mereka. Tetapi ini hanya permainan standar intelijen Rusia dan tidak lebih. Ini tidak ada kaitannya dengan rencana sesungguhnya Ukraina," ujarnya menambahkan.
(redaksi)