POJOKNEGERI.COM - Melalui program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, perpustakaan bisa memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan, serta menawarkan kesempatan untuk berusaha, melindungi dan memperjuangkan budaya dan Hak Asasi Manusia.
Program inklusi sosial ini salah satunya dijalankan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Balikpapan, dengan memberikan layanan konsultasi anak gratis dua kali dalam sebulan.
Kegiatan ini diberikan apresiasi oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Syafranuddin.
Pria yang kerap dipanggil Ivan ini mengungkapkan inovasi program merupakan bagian dari tuntutan kinerja. Pihaknya pun mempersilahkan pengelola perpustakaan daerah menyesuaikan dengan kemampuan dan kearifan lokal.
“Ini bagus sekali. Patut menjadi percontohan bagi Disputakar di kabupaten kota lainnya. Silahkan semua melakukan inovasi dalam programnya. Kita perlu sekali agar volume kunjungan ke perpustakaan naik,” kata Ivan.
Layanan ini membuktikan bahwa perpustakaan bukan hanya sebagai tempat memajang koleksi buku dan mencari referensi. Tetapi pemerintah sebagai pengelola harus mampu mengubah cara pandang terhadap budaya membaca di ruang publik.
“Setiap daerah tentu ada kendalanya masing-masing. Kalau memang tempatnya memadai silahkan buat layanan serupa. Karena fasilitas semacam itu bisa menjadi daya tarik pengunjungnya perpustakaan,” pungkasnya. (Advertorial)