“Kadang-kadang, ada juga orang tua atau keluarga yang belum memahami pentingnya keselamatan berlalu lintas,"ucapnya.
Ia mengatakan bahwa salah satu program operasional kami, Patuh Mahakam, baru-baru ini membahas pelanggaran seperti berlalulintas melawan arus, tidak menggunakan helm, dan penggunaan handphone saat berkendara.
"Kegiatan ini dimulai dengan edukasi sebelum dilanjutkan dengan seleksi,” jelasnya.
Pada pemilihan ini, peserta melalui berbagai tahapan seleksi yang mencakup tes pengetahuan, simulasi praktik, serta wawancara. Sebagai bagian dari proses, mereka juga harus menyelesaikan materi edukasi tentang keselamatan berlalu lintas sebelum mengikuti seleksi untuk memilih tiga besar di tingkat kota. Para finalis kemudian akan mewakili Samarinda dalam kompetisi tingkat provinsi dan nasional.
“Total peserta yang terdaftar adalah 32. Kami berharap melalui kegiatan ini, generasi muda dapat menjadi agen perubahan dalam bidang keselamatan lalu lintas ketika mereka menjadi orang tua kelak, mereka dapat memberikan dampak positif pada lingkungan sekitarnya dengan mengingatkan rekan-rekan dan keluarga tentang aturan berlalu lintas yang benar,” pungkasnya.
(*)