Dilansir dari Bigalpha, ada dua kecenderungan yang diambil para investor perbankan Korea Selatan untuk kembangkan bisnisnya di Indonesia.
Pertama, adalah dengan mengakuisisi bank kecil lalu menggabungkannya dengan entitas anak bank milik mereka yang ada di Indonesia.
Kedua adalah akuisisi lebih dari satu bank untuk kemudian digabungkan dan dikembangkan sendiri.
Analis INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara sebutkan bahwa penambahan modal dan akuisisi perbankan asing terhadap bank nasional menandakan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang dinilai prospektif, khususnya untuk pembiayaan proyek konstruksi, konsumsi dan UMKM.
Namun demikian, di sisi lainnya, porsi kepemilikan asing yang terlalu besar membuat risiko gangguan stabilitas keuangan meningkat. Jika terjadi krisis, modal asing bisa keluar dengan cepat.
(redaksi)