Sementara, hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 12-17 April 2023 memperlihatkan, elektabilitas Susi di angka 0,9 persen.
Dalam survei ini, Susi sedikit unggul atas Muhaimin Iskandar yang elektabilitasnya 0,7 persen.
Angka elektoral Susi juga sedikit di atas mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (0,5 persen), Menteri Keuangan Sri Mulyani (0,4 persen), dan Mensos Tri Rismaharini (0,4 persen).
Namun, lagi-lagi Susi kalah telak jika dibandingkan dengan angka elektoral Ridwan Kamil (19,5 persen), Sandiaga Uno (14,4 persen), AHY (11,6 persen), dan Erick Thohir (10,5 persen).
Lebih dari itu, nama Susi tak terlampau sering diikutsertakan dalam bursa capres-cawapres oleh lembaga survei.
Selain elektabilitas yang terbatas, dukungan para partai pendukung Anies nampaknya belum juga bulat jika harus mendukung Susi.
Meski demikian, kebersamaan Anies dan Susi ini menuai respons positif dari dua partai politik anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasdem.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menganggap, Anies dan Susi punya kecocokan.
Anies dinilai sebagai figur yang merepresentasikan perubahan, sementara Susi erat dengan citra nyeleneh dan pemberontak.
“Kan gaya pemberontak dan gaya perubahan nyambung. DNA-nya nyambung. Kita kan enggak pengen ada status quo, kita ingin ada perubahan,” ucap Mardani Ali Sera, dikutip dari Kompas.com.
Mardani yakin Susi bisa membantu Anies memenangkan Pemilu Presiden 2024.