Diantaranya, masih terdapat penduduk usia kerja yang terdampak pandemi, upah buruh tani harian turun, konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi yang melambat di kuartal III.
Penyebab lainnya adalah PHK di sektor padat karya seperti industri tekstil, alas kaki, dan perusahaan teknologi, hingga kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Setidaknya, BPS mencatat ada sembilan komoditas pangan maupun non pangan utama yang harganya naik dan mendorong kenaikan kemiskinan di September.
"Harga komoditas yang dikonsumsi penduduk miskin kalau dibandingkan Maret 2022 ada kenaikan. Jadi, meski pemerintah memberikan bantalan melalui bansos, tapi tidak dapat dipungkiri kenaikan harga BBM memberikan dampak ke harga komoditas yang paling banyak dikonsumsi masyarakat miskin," jelasnya.
Sebagai informasi, penghitungan jumlah kemiskinan di Indonesia memang dilakukan dua kali dalam setahun, setiap Maret dan September. Saat ini, garis kemiskinan naik 5,95 persen dari Rp505 ribu di Maret menjadi Rp535.547 per kapita per bulan.
(redaksi)