
POJOKNEGERI.COM – Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau Danantara menyoroti akar persoalan yang membuat sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami kesulitan dalam menjaga kinerja dan daya saing.
Dalam media briefing di Wisma Danantara, Jakarta, Managing Director Danantara, Febriany Eddy, menyampaikan bahwa salah satu penyebab utama BUMN “sakit” adalah struktur usaha yang terlalu kompleks akibat banyaknya anak perusahaan serta diversifikasi bisnis yang tidak terarah.
Menurut Febriany, fenomena ini membuat BUMN kehilangan fokus terhadap bisnis inti yang seharusnya menjadi sumber kekuatan dan keuntungan.
“Salah satu penyakit kita juga di BUMN ini terlalu banyak anak, diversifikasi sana-sini segala macam,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa kondisi tersebut tidak hanya membebani keuangan perusahaan, tetapi juga menghambat sinergi antar unit usaha di dalam ekosistem BUMN.
Fokus pada Bisnis Inti
Febriany menjelaskan bahwa ke depan, Danantara akan memastikan adanya sinergi yang lebih kuat di dalam ekosistem BUMN.
Untuk itu, Danantara Asset Management (DAM) akan menjalankan program streamlining portofolio perusahaan-perusahaan pelat merah.
Tujuannya adalah agar BUMN kembali fokus pada bisnis inti yang relevan, menguntungkan, dan mendukung keberlanjutan ekosistem.
“Nanti kan ada tim khusus juga di DAM yang akan men-streamlining supaya fokus ke apa yang perlu difokuskan. Yang tidak menjadi bagian dari ekosistem yang dibutuhkan, mungkin kita harus bertanya, rugi nggak? Kalau rugi, udah nggak usah ada di situ daripada menjadi beban. Tapi kalau dia untung, ya sharing gitu ya,” jelasnya.
Evaluasi Kinerja Anak Usaha
Langkah streamlining ini akan dilakukan dengan pendekatan berbasis evaluasi kinerja. Anak usaha yang terbukti tidak memberikan kontribusi positif, baik dari sisi keuntungan maupun relevansi terhadap ekosistem, akan dipertimbangkan untuk dilepas.
Sebaliknya, unit usaha yang masih memberikan keuntungan akan tetap dijalankan dengan mekanisme berbagi hasil. Dengan demikian, BUMN diharapkan dapat lebih ramping, efisien, dan fokus pada sektor yang menjadi mandat utamanya.
Benahi BUMN yang Sakit
Ia juga mengatakan saat ini Danantara melakukan pembenahan terhadap sejumlah BUMN yang dinilai kurang sehat.
Pembenahan ini dilakukan melalui 21 program kerja yang bakal diselesaikan tahun ini.
Program tersebut di antaranya yakni restrukturisasi di sejumlah BUMN sektor strategis, konsolidasi dan streamlining dari berbagai bisnis BUMN, dan pengembangan bisnis.
Febriany mengatakan pihaknya tengah mempercepat proses restrukturisasi di sejumlah BUMN yang kurang sehat. Proses ini ditargetkan selesai tahun ini.
Febriany mengatakan jika restrukturisasi di sejumlah BUMN tak diselesaikan tahun ini, maka ke depan proses restrukturisasi akan lebih sulit dilakukan.
“Kenapa sih yang 21 ini yang dibikin untuk tahun ini, itu yang urgent important, yang memang kalau tidak dilakukan restrukturisasi tahun ini, maka tahun depan dia mungkin akan lebih sulit untuk direstrukturisasi. Jadi ada urgency untuk segera dibantu tahun ini,” katanya.
Sebagai contoh, Febriany mengatakan Danantara telah melakukan penyuntikan modal kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Ia mengatakan penyuntikan modal ini merupakan langkah awal. “Jadi injeksi modal itu hanyalah awal dari pekerjaan besar dan transformasi Garuda,” katanya.
Konsolidasi dan Streamlining Berbagai Bisnis BUMN
Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (23/7), Chief Operating Officer Danantara (COO) Dony Oskaria mengatakan konsolidasi dan streamlining dari berbagai bisnis di BUMN masuk dalam program prioritas DAM tahun ini.
Dony menyampaikan program ini di antaranya konsolidasi bisnis karya, konsolidasi bisnis pupuk dan streamlining bisnis pupuk, konsolidasi bisnis rumah sakit, konsolidasi bisnis hotel, konsolidasi bisnis gula, konsolidasi dan bisnis hilirisasi minyak, konsolidasi bisnis asuransi, konsolidasi bisnis manajemen aset, dan konsolidasi bisnis kawasan industri.
“Dan juga termasuk beberapa pengembangan bisnis yang kita harapkan juga akan kita selesaikan dalam lima bulan ke depan,” katanya.
Dony mengatakan dalam pengembangan bisnis tersebut di antaranya yakni pengembangan bisnis di bidang koperasi, pengembangan bisnis di bidang pangan, pengembangan bisnis di bidang industri baterai, pengembangan bisnis dan melakukan transformasi bisnis semen, pengembangan bisnis perbankan syariah, pengembangan bisnis telekomunikasi dan juga bisnis galangan kapal.
Ia menjelaskan, untuk mendukung rencana tersebut, Danantara juga akan merampungkan tata kelola dan kebijakan internal. Terutama terkait keuangan, manajemen risiko, hukum, serta sumber daya manusia (SDM).
“Untuk mendukung 21 program tersebut, kami juga akan menyelesaikan tata kelola pendukung bisnis di organisasi Danantara Aset Manajemen melalui kebijakan prosedur human kapital yang kemarin kita sampaikan juga. Kemudian juga menyelesaikan prosedur di bidang keuangan, di bidang manajemen risiko dan legal untuk mendukung operasional Danantara Asset Management,” katanya.
(*)
