Kamis, 16 Januari 2025

Internasional

China Meradang, Rusia dan Korea Utara makin Mesra

Selasa, 10 Desember 2024 17:57

Rusia dan Korea Utara makin Mesra, China Meradang

POJOKNEGERI.COM - Pemerintah China dilaporkan makin resah dengan kerja sama pertahanan yang kian erat antara Rusia dan Korea Utara (Korut). 

Hal ini disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Kurt Campbell, Minggu (24/11/2024).

Dalam pernyataannya, Campbell mengatakan Beijing sangat khawatir dengan bagaimana Pyongyang, dalam kerangka kerja sama ini, mengirimkan pasukannya untuk bertempur dengan Rusia di Ukraina. 

Menurutnya, China khawatir langkah ini akan membuat Korut mengambil langkah yang tidak sesuai dengan kepentingan nasionalnya.

"Dalam beberapa diskusi yang telah kami lakukan, tampaknya kami memberitahu mereka tentang hal-hal yang tidak mereka ketahui terkait dengan kegiatan Korut, dan mereka khawatir bahwa dorongan Rusia dapat menyebabkan Korut mempertimbangkan tindakan atau aksi militer yang mungkin tidak sesuai dengan kepentingan China

"China tidak secara langsung mengkritik Rusia, tetapi kami yakin bahwa meningkatnya koordinasi antara Pyongyang dan Moskow membuat mereka gelisah," The Guardian.

Sebelumnya, Korut diketahui telah mengirimkan 10 ribu pasukannya untuk bertempur melawan Ukraina membela Rusia

Hal ini terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong Un menandatangani perjanjian keamanan antara kedua negara.

Namun, para analis berbeda pendapat tentang apakah ada keretakan substansial antara China dan Rusia

Dennis Wilder, mantan asisten direktur CIA untuk Asia Timur dan Pasifik, mengatakan memang sejauh ini ada keheningan di China untuk mengomentari pengiriman pasukan Korut ke Rusia.

"Keheningan di Beijing mengenai masalah ini sangat mengejutkan. Tidak ada sepatah kata pun di media China tentang perjanjian strategis yang dibuat antara Rusia dan Korea Utara pada musim panas, atau tentang pengiriman pasukan" 

"Bagaimana China menjelaskan apa yang sedang terjadi dan bagaimana mereka mengabaikan fakta internasional bahwa negara klien mereka sekarang berperang di Ukraina? Orang Eropa akan marah dan mereka tidak akan marah pada Korut, tetapi pada China"

"Jika Rusia menempuh jalan bantuan nuklir ke Korea Utara, ini akan memperkuat aliansi Amerika di Asia Timur dan mungkin menciptakan NATO sejati sehingga Presiden Xi Jinping berada dalam posisi yang sangat sulit" Mantan Asisten Direktur CIA, Dennis Wilder.

Di sisi lain, direktur jenderal Kantor Intelijen Nasional Australia, Andrew Shearer, skeptis tentang pandangan ini. 

Pasalnya, China juga sampai saat ini terbukti belum menjatuhkan sanksi kepada Rusia, yang akhirnya membuat Negeri Beruang Putih masih terus dapat melancarkan perang

Keraguan tentang kegelisahan China juga tercermin di kalangan pengamat di Jepang. 

Prof Emi Mifune, dari fakultas hukum di Universitas Komazawa, mengatakan bahwa kemenangan Rusia di Ukraina sangat penting bagi Beijing untuk menegaskan kembali klaim teritorialnya di hadapan Barat terhadap Taiwan.

"Tidak mungkin China tidak tahu apa yang direncanakan Rusia. China tidak mampu melihat Rusia kalah melawan barat, dan jika Rusia menang, itu akan membantu menciptakan keuntungan propaganda dan preseden bagi China dalam upaya mengendalikan Taiwan" Prof Emi Mifune, Fakultas Hukum Universitas Komazawa.

(*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
pojokhiburan