POJOKNEGERI.COM - Harta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno diketahui naik sebesar Rp300 miliar.
Perihal kenaikan harta ini pun juga dia berikan respon.
Sandi mengaku semua rejeki itu datang dari Allah SWT.
"Saya pun merasa ada kewajiban apapun yang dititipkan kepada saya ini bukan milik saya tapi milik yang maha kuasa dan bagaimana digunakan sebaik-baiknya untuk dalam mencari ridho dari Tuhan yang maha kuasa apalagi kita akan memasuki bulan suci Ramadan," kata Sandiaga Uno di Pantai Hotekam, Jayapura, Papua Rabu (22/3).
Sandi mengaku tidak pernah menghitung total hartanya. Ia menjelaskan baru menghitung hartanya karena ada kewajiban lapor harta sebagai seorang pejabat pemerintah.
"Karena ada e-LHKPN, waktu dulu sebelum menjadi pejabat negara saya gak pernah hitung-hitung. Hanya dilakukan kewajiban SPT, dan daftar harga di SPT itu berbasis harga perolehan bukan harga pasar," ucap Sandi.
"Naik turunnya pernah juga turun secara signifikan maupun naiknya ini ditentukan mayoritas isi dari e-LHKPN saya yaitu surat berharga. Surat berharga itu adalah instrumen keuangan yang tercatat dalam bursa di pasar saham," katanya lagi.
Sandi menerangkan kiat-kiat "menyimpan harta". Menurutnya, 80 persen dari total harta yang dimiliki sebaiknya disimpan dalam bentuk investasi, sementara itu 20 persen sisanya bisa ditaruh dalam deposito atau harta lain yang tidak bergerak.
Sandi menuturkan 80 persen harta itu bisa disimpan dalam instrumen keuangan bursa baik saham atau obligasi konvensional maupun syariah.
"Jika ingin mencapai sukses sekali jadilah pengusaha. Karena pengusaha itulah yang bisa memiliki keleluasaan untuk meningkatkan investasinya dan dana yang dikelolanya," jelas Sandi.
Terkait pilihan sektor untuk berinvestasi, Sandi menyarankan agar fokus menanam modal dalam bisnis berbasis konsumsi. Sebab, menurut Sandi ekonomi Indonesia itu berbasis konsumsi yang dilakukan sehari-hari seperti makan, minum, dan pakaian.
"Berinvestasi lah di aset-aset yang berhubungan dengan konsumsi kita. Jadi perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang konsumsi yang digunakan masyarakat sehari-hari pasti akan meningkat sahamnya. Juga perbankan tapi yang bijak dalam mengelola aset, jangan ditaruh di saham-saham yang spekulatif," papar Sandi.
Faktor kedua, Indonesia ditopang sumber daya alam dan investasi. Sandi melihat ada perusahaan-perusahaan yang bergerak di sumber daya alam yang memiliki rekam jejak yang baik dapat menjadi tujuan investasi.
"Ketiga kita sedang membangun infrastruktur secara masif, cari lah perusahaan-perusahaan yang sedang membangun infrastruktur karena itu akan menghasilkan pertumbuhan aset dan peningkatan nilai deviden-nya. Semoga kita semua bijak berinvestasi, jangan beli saham-saham gorengan, jangan beli aset spekulatif, saya pernah bilang kripto itu harus kita cermati, karena yang biasanya naik cepat, turunnya lebih cepat lagi," ucap Sandi
(redaksi)