POJOKNEGERI.COM - Kota Bontang di Kalimantan Timur terancam mengalami krisis air baku pada 2026 mendatang.
Menurut pamaparan Basri Rase, Wali Kota Bontang, saat ini penduduk Kota Taman, berjumlah 156 ribu jiwa.
Kebutuhan tahun 2020, Bontang memerlukan 635 liter per detik, sementara produksi air baku hanya sekitar 436 liter per detik.
"Artinya Bontang saat ini defisit air bersih sekitar 200 liter per detik," kata Basri Rase, Jumat (17/12/2021) dalam pemaparan yang salah satunya juga diikuti Gubernur Kaltim, Isran Noor.
Menutupi defisit itu, PDAM memerlukan tambahan sumber air baku yang lebih banyak.
Saat ini seluruh sumber air bawah tanah mengalami penurunan kualitas air baku disebabkan faktor alam dan non teknis.
"Kita belum mampu memenuhi air bersih ke warga 24 jam sehari. Hanya 19 jam sehari," lanjut Basri.
Guna menambah kebutuhan air baku di Bontang, beberapa alternatif dirancang.
Salah satu yang tengah dipersiapkan adalah memanfaatkan bekas lubang tambang (void) dari PT Indominco Mandiri (IMM) di Kukar.
"Potensi air baku di void PT IMM, 175 liter per detik. 75 liter untuk memenuhi kebutuhan Kutim, dan 100 liter per detik untuk Bontang," terangnya.
"Jadi ini (void) adalah sumber alternatif untuk Bontang. Harapan segera terealisasi untuk memenuhi kebutuhan air Bontang," pungkasnya.
Saat ini ada 29.800 sambungan rumah tangga air bersih di Bontang, nantinya ada tambahan 1.500 sambungan baru yang dilakukan.
Respon Isran Noor
Sementara itu, usai mendengarkan pemaparan Wali Kota Bontang, soal rencana pemanfaatan bekas lubang tambang (void) PT Indominco Mandiri, jadi alternatif bahan baku air bersih, Isran Noor Gubernur Kaltim juga beri respon.
Isran Noor, Gubernur Kaltim langsung melakukan tinjauan ke void PT Indominco Mandiri, yang terletak di Kutai Kartanegara.
"Dicek dulu, Kami periksa dulu aman atau tidak," ungkap Isran Noor, Jumat (17/12/2021).
Tinjauan Gubernur Kaltim ke lokasi void, untuk memastikan air dari tampungan bekas galian tambang, aman dikonsumsi masyarakat.
Jika nantinya ditemukan tidak aman, penggunaan air di bekas galian tambang tidak jadi digunakan sebagai bahan baku air bersih.
"Kalau gak bagus, gak jadi dipakai," papar Isran.
Sementara itu, Christianus Benny, Kepala Dinas ESDM Kaltim, menyampaikan penggunaan air di void sudah dilakukan pengujian oleh PT IMM.
Dari penelitian yang sudah dilakukan, air kolam galian tambang aman dikonsumsi.
"Sebagai bahan baku air void sudah teruji. Sudah ada uji klinis sudah semua oleh pihak perusahaan," terang Benny.
Menurutnya, yang terpenting dalam pengolahan air baku dari void menjadi layak konsumsi, mesti mentreatment kadar pH atau tingkat keasaman dalam air.
"Yang penting standar pH memenuhi syarat. Ada BPOM itu sudah diteliti," tegasnya.
(redaksi)