Diketahui ada 28 ribu bayi di Kota Samarinda yang berisiko stunting ini tentu beririsan dengan warga yang kurang mampu.
"Pemkot Samarinda terus melakukan upaya-upaya penurunan stunting, salah satunya adalah pemberian makanan tambahan dan didukung dengan pola asuh yang baik dari orang tua,"ungkapnya.
Rusmadi mengatakan bahwa stunting dapat merusak masa depan bangsa karena dampaknya bisa sangat fatal.
Di antaranya adalah keterlambatan perkembangan mental dan fisik, rendahnya produktivitas, serta mudah terserang berbagai penyakit.
"Apa lagi kita bicara bonus demografi tahun 2044 yang didominasi generasi emas atau usia produktif. Untuk itu harus benar-benar memanfaatkan bonus demografi ini. Kesehatan dan kecerdasan sangat dibutuhkan," pungkasnya.
(redaksi)