Samarinda
Sedang tren

Atasi Kepadatan Sekolah, Pemkot Bakal Relokasi SMP Negeri 48 Samarinda 

POJOKNEGERI.COM –  Pemerintah Kota Samarinda tengah mematangkan rencana relokasi SMP Negeri 48 Samarinda yang saat ini berlokasi di kawasan Jalan Proklamasi.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menegaskan bahwa langkah ini dilakukan untuk mengatasi persoalan kapasitas sekolah yang sudah tidak ideal karena dalam satu kawasan berdiri tiga satuan pendidikan sekaligus.

Menurut Andi Harun, keberadaan dua SD dan satu SMP dalam satu area membuat jumlah siswa yang ditampung terlalu besar. Kondisi ini dinilai tidak sesuai dengan standar kenyamanan dan kebutuhan pembelajaran.

“Di kawasan Proklamasi terdapat tiga sekolah berdiri dalam satu area. Kapasitas siswa sudah sangat besar dan tidak sesuai dengan standar kenyamanan serta kebutuhan pembelajaran,” kata Andi Harun.

Ia menambahkan, keputusan relokasi bukan karena faktor lain, melainkan murni untuk memastikan kualitas pendidikan tetap terjaga.

“Ini ada satu yang akan kita relokasi, bukan karena apa-apa, tapi karena sekolah itu dihuni oleh tiga sekolah, satu SMP dan dua SD. Artinya kondisi siswanya sudah sangat besar untuk sekolah yang seharusnya tidak menampung sebesar itu,” ujarnya.

Dalam rapat terakhir, pemerintah kota memutuskan bahwa SMPN 48 Samarinda akan dipindahkan keluar dari kawasan Proklamasi.

Target pembangunan sekolah baru diharapkan bisa terealisasi pada tahun 2026, dengan catatan ketersediaan anggaran mencukupi.

“Kemarin di rapat terakhir, SMP-nya akan kita relokasi keluar. Mudah-mudahan dananya cukup di 2026 kita akan bangun SMP-nya,” kata Andi Harun.

Lahan Jadi Tantangan

Namun, persoalan lahan menjadi tantangan utama. Pemerintah kota memiliki dua opsi lokasi, yakni di Perumahan Borneo dan di sekitar kawasan kuburan Cina.

Setelah dilakukan pengukuran, lahan di dekat kuburan Cina dinilai berisiko karena potensi gangguan lingkungan. Sementara itu, lahan di Perumahan Borneo hanya sekitar 3.000 m², terlalu kecil untuk menampung kebutuhan sekolah baru, dan letaknya cukup jauh dari lokasi SMPN 48 saat ini.

“Kemarin problem yang ada di sana itu problem tanah. Pemerintah kota ada dua lokasi tanah, satu di Perumahan Borneo, satunya lagi di sekitar kuburan Cina. Tapi setelah kita ukur terlalu jauh, yang berdekatan dengan kuburan Cina, itu juga potensi lahannya agak berbahaya karena ada ancaman potensi longsor juga sewaktu-waktu,” tuturnya

“Sementara di perumahan Borneo, itu satu kawasan tanah kita itu terlalu kecil, hanya kurang lebih 3 ribuan. Di samping itu juga jauh dari posisi sekolah yang ada sekarang,”lanjutnya.

Oleh karenanya, Andi Harun mengatakan saat ini Pemkot Samarinda masih mengusahakan cari tanah untuk memindahkan SMP Negeri 48 Samarinda.

Andi Harun menegaskan bahwa pembahasan terkait biaya dan teknis pembangunan masih dilakukan secara terintegrasi lintas OPD.

“Saya kira itu poinnya, berapa biayanya bagaimana masih dibahas oleh tim teknis dari perangkat daerah secara terintegrasi secara lintas OPD,” pungkasnya.

Dukungan dari Pihak Sekolah

Kepala Sekolah SMPN 48 Samarinda, Suprayitna, menyampaikan apresiasi atas perhatian Wali Kota terhadap kondisi sekolah. Ia menilai relokasi sangat penting demi kelancaran proses pembelajaran.

“Sangat berterima kasih kepada Bapak Wali yang sangat peduli terhadap relokasi SMP Negeri 48 Samarinda,” ujarnya.

Suprayitna menjelaskan, SMPN 48 berdiri sejak tahun 2019 untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar Proklamasi dan Gerilya yang sebelumnya kesulitan mendapatkan akses pendidikan tingkat menengah.

Sejak awal berdiri, antusiasme masyarakat sangat tinggi sehingga jumlah pendaftar selalu melebihi kapasitas.

“Pendaftarnya itu sangat luar biasa, maksudnya tidak mampu untuk menampung. Selama ini rombel dari SMP Negeri 48 ada 12 rombel dan bersama-sama SD 016, pagi SD dan siangnya SMP,” jelasnya.

Saat ini SMPN 48 memiliki 401 siswa dengan 12 rombongan belajar (rombel). Kondisi tersebut membuat ruang belajar terasa sempit dan kurang ideal. Relokasi diharapkan dapat memberikan ruang yang lebih layak sehingga pembelajaran bisa maksimal.

“Sehingga sangat besar harapan kami dengan jumlah siswa 401, 12 rombel ini mengharapkan untuk relokasi,” tambahnya.

Ia menekankan bahwa tujuan utama pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa serta membentuk generasi yang berakhlak mulia. 

Dengan relokasi, Suprayitna berharap SMPN 48 dapat lebih optimal dalam mengembangkan bakat dan potensi siswa.

“Tujuan dari pendidikan nasional yaitu mencerdaskan anak-anak bangsa dan membentuk manusia yang berbudi pekerti yang luhur dan berahlak mulia,” tuturnya.

(*)

Back to top button