POJOKNEGERI.COM - Tensi politik semakin memanas jelang Pilpres 2024, tak sedikit isu-isu miring menerpa bakal calon presiden, salah satunya yang kerap menimpa Anies Baswedan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini kerap mendapat tuduhan sebagai seorang intoleran, radikal, mempolitisi agama, serta tidak mampu bekerja dan hanya bisa berkata-kata.
Pemuka agama Kristen, Pendeta Shepard Supit angkat bicara mengenai tudingan kepada Anies.
Selama mengenal Anies bahkan sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies telah merangkul orang-orang dari latar belakang yang berbeda, termasuk yang berasal dari kaum minoritas, sehingga apa yang dikatakan bahwa Anies adalah seorang intoleran menurut Pendeta Shepard tidaklah benar.
Menurut Pendeta Shepard, Anies Baswedan mengetahui potensi dari kolaborasi yang dapat memaksimalkan hasil kerja sama.
"Saya sudah mendapat satu pemahaman bahwa beliau adalah seorang yang sangat moderat dan cendekiawan intelektual yang rendah hati, bersahaja hidupnya. Namun kan kemudian ada stigma-stigma yang muncul, saya pun tidak pernah menanggapi. Tetapi ketika saya di TGUPP, saya melihat bahwa apa saya pikirkan di luar tim dulu rupaya semakin dikuatkan gitu," ucap Pendeta Shepard Supit.
Tidak hanya itu, Pendeta Shepard menambahkan mengenai kinerja positif Anies Baswedan selama masa kepemimpinannya telah menjalankan berbagai program-program yang keberhasilannya telah menjadi insipirasi bagi pemimpin di kawasan lainnya.
"Karena Jakarta akan menuju ke kota global, kota internasional. Jadi ke mana saja kota internasional, pasti ada itu sumur resapan, di Jepang, di New York, semuanya ada. Jadi itu bukan sesuatu yang baru, itu merupakan syarat suatu kota dan Pak Anies tahu itu dan dia lakukan. Apalagi dengan kondisi Jakarta yang banjir begini, itu satu konsep yang luar biasa, artinya itu konsep kota global. Bahwa kemudian ada satu dua yang tidak terlalu memuaskan, itu kan pemborongnya mungkin," terang Pendeta Shepard.
Menanggapi isu Anies Baswedan yang tidak bisa bekerja dan hanya mengandalkan omongan saja, Pendeta Shepard menyampaikan, "jadi begini, konsep Anies itu kan dalam satu paket itu dalam suatu pekerjaan itu selalu Pak Anies memulai dengan suatu gagasan, dari gagasan itu kemudian dinarasikan, dikomunikasikan, dan kemudian diwujudkan dalam karya. Itu satu paket dari konsep Pak Anies. Saya juga bingung kalau ada yang bilang Pak Anies pintar berkata-kata tapi tidak bisa kerja."
"Pertanyaan saya begini, kalau dia punya konsep, gagasan, dia mesti delivery-kan, dia mesti narasikan itu. Jadi tidak bisa berkata-kata kalau tidak tahu kan. Jadi nonsense juga kalau orang bilang bahwa Pak Anies cuma pintar berkata-kata. Memang dia seorang cendekiawan, memang punya penampilan yang sopan, yang baik dalam berkata-kata, tapi itu dia katakan dari hasil gagasan yang dia peroleh, dan itu dia renungkan, dia olah dengan tim, dan itu memang suatu kebutuhan, setelah itu dia narasikan ide itu. Karena ide harus dinarasikan, kalau tidak bagaimana mau timbul partisipasi orang untuk bekerja semantara Pak Anies kan selalu mengedepankan prinsip kolaborasi," pungkasnya.
(redaksi)