POJOKNEGERI.COM - Adanya survei Charta Politika yang menempatkan Andi Harun (Wali Kota Samarinda), sebagai peraih persentase tertinggi dalam elektabilitas tokoh menuju Pilgub Kaltim 2024, juga dikomentari Budiman, pengamat politik asal Universitas Mulawarman.
Budiman mengamati kondisi itu tidak terlepas dari tingkat kepuasan masyarakat dengan berbagai bentuk seperti kinerja yang efektif hingga menyentuh masyarakat.
Ia melihatnya dari sisi yang telah dilakukan salah satu figur, apa yang telah dilakukan masing-masing tokoh itu. Sebab hal itu sangat menentukan persepsi pemilih dan sangat menentukan pilihan dari pemilih.
“Nah kita bisa melihat sekarang apa yang telah dilakukan oleh pak Isran, apa yang telah dilakukan pak Hadi kemudian apa yang telah dilakukan oleh pak Andi Harun,” kata Budiman hari Minggu (23/10/2022) saat dikonfirmasi.
Dari pandangannya saat ini, karya atau program kepada publik memiliki daya pengaruh yang sangat signifikan.
Sebagai contoh Andi Harun identik dengan Pro Bebaya kemudian sudah bisa mengurai kemacetan kota yang diakibatkan PKL.
“Kemudian mengenai program E-Parkir dibeberapa titik, nah beberapa program ini yang kemudian dapat mengalihkan pemilih tertuju padanya, belum lagi soal program penanggulangan banjir,” imbuh Ketua Program Studi S1 PIN Fisip Unmul.
Sementara Hadi Mulyadi sebagai Wagub Kaltim saat ini, sulit untuk memperlihatkan agendanya, karena posisi wakil di posisi pembantu gubernur.
“Maka dari itu yang membuat para pemilih tidak melihat kinerjanya, selama misalnya beliau dalam masa periodenya, meskipun secara visi-misi beliau kan berpasangan dengan pak Isran. Yang jadi persoalan sekarang apa yang telah dilakukan Isran - Hadi untuk Kaltim, kita belum melihatnya,” ucapnya.
Lanjut dia, keduanya sudah beberapa tahun memimpin, kita tidak pernah lihat apa yang telah dilakukan, baik itu sifatnya fisik atau sifatnya yang non pengembangan.
Hal paling menonjol dari pak Isran menurutnya, yakni perjuangan terhadap tenaga honorer yang ada di Pemprov Kaltim untuk tetap bekerja, dalam konteks ini pemilih-pemilih yang sifatnya PNS atau honorer itu memungkinkan pihaknya untuk tetap tertuju pada pak Isran dan pak Hadi.
Dilihat dari setiap program yang ada, kerja – kerja pelayanan identik dengan 01-nya bukan 02-nya, meskipun sebenarnya Hadi Mulyadi punya modal sosial, dijelaskan Budiman, Hadi identik dengan orang yang humanis, agamis kemudian merakyat seperti ada pesta pernikahan dan selalu menyumbangkan lagu.
“Setidaknya ini meninggalkan kesan tersendiri bagi masyarakat yang ada. Di mata pemilih potensi pak Hadi bisa sangat tinggi, kalau beliau mau benar-benar bertarung kedepan, karena beliau sudah punya modal sosial tadi,” ungkapnya.