POJOKNEGERI.COM - Tugu Pesut Mahakam yang baru saja dibangun di Simpang Empat Lembuswana, Samarinda, langsung menarik perhatian publik.

Tugu yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp 1,1 miliar ini dimaksudkan untuk menjadi simbol pelestarian Pesut Mahakam, mamalia langka yang menjadi ikon Sungai Mahakam. 

Namun, desain abstrak yang diusung tugu ini memicu beragam tanggapan dari masyarakat, mulai dari apresiasi hingga kritikan.

Menyikapi polemik ini, Wali Kota Samarinda, Andi Harun memberikan klarifikasi desain tugu tersebut adalah sebuah ilustrasi seni yang bersifat interpretatif yang artinya setiap orang bisa memiliki pandangan yang berbeda terhadapnya. 

“Kemungkinan itu ilustrasi pesut. Kalau karya seni memang tergantung dari kita memandangnya dan memahaminya. Kami memaklumi kalau itu jadi perbincangan publik," ujar Andi Harun saat ditemui di MTs Negeri Samarinda, Jalan Harmonika, Jumat (3/1/2024).

Andi Harun juga menegaskan bahwa pembangunan tugu Pesut Mahakam adalah bagian dari visi besar pemerintah Kota Samarinda untuk mempercantik wajah kota dan memperkuat identitas budaya lokal meskipun mendapatkan kritikan

Andi Harun mengatakan bahwa kritikan adalah bagian evaluasi ke pemerintah guna proses pembangunan yang sehat. 

“Dalam setiap program, pasti ada masukan yang berbeda. Kritik seperti ini kami anggap sebagai bahan evaluasi untuk terus memperbaiki kinerja kami ke depan," tambahnya.

Terkait dengan pemilihan lokasi tugu yang berada di kawasan Simpang Empat Mall Lembuswana, Andi Harun memastikan bahwa lokasi tersebut telah dipertimbangkan secara matang dalam konteks tata kota bahwa proyek-proyek lain, seperti revitalisasi Pasar Pagi dan perbaikan trotoar, mendapat sambutan positif dari masyarakat.

"Seni itu interpretasinya bisa berbeda-beda. Kami lapang dada menerima masukan ini sebagai bagian dari dinamika," tutupnya.

(*)