Rabu, 15 Januari 2025

Internasional

Amerika dan Rusia di Ambang Perang, Adu Kuat Dua Negara Super Power

Rabu, 8 Januari 2025 1:20

Amerika Serikat (AS) dan Rusia kini diambang perang

POJOKNEGERI.COM - Amerika Serikat (AS) dan Rusia kini diambang perang. Dua negara itu kini sangat dekat untuk terlibat dalam konflik militer langsung.

Pernyataan mengenai suasana panas dua negara ini dilontarkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Sergey mengucapkan itu ketika diwawancara oleh media Turki.

"Di bawah presiden saat ini (Joe Biden), yang telah membawa lingkaran Russophobia (sentimen anti-Rusia) di AS ke kesimpulan logisnya, negara-negara kami berada di ambang konflik militer langsung," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam peryataannya beberapa waktu lalu.

Lavrov juga menegaskan konflik di Timur Tengah hanya dapat diselesaikan dengan menghentikan kekerasan dan menciptakan kondisi untuk pembentukan negara Palestina yang merdeka.

Menurutnya, apapun hasil Pilpres AS juga tidak akan mengubah apapun.

"Siapa pun yang memenangkan pemilihan, kami tidak berpikir kecenderungan anti-Rusia Amerika Serikat dapat berubah," ujar Sergey Lavrov.

Meskipun Trump sebelumnya telah menyatakan dengan jelas bahwa ia menyukai Presiden Rusia Vladimir Putin, kedua pria itu tidak dekat dan telah mempertahankan hubungan yang sengaja dibuat ambigu.

Putin mengatakan hubungannya dengan Washington akan bergantung pada sikap yang diambil setelah pemilihan presiden. Putin juga menyambut baik pernyataan Trump tentang keinginannya untuk mengakhiri konflik Ukraina sebagai pernyataan yang "tulus".

Vladimir Putin mengatakan bahwa dunia berada di ambang konflik global.

Hal ini terjadi saat hubungan Moskow dan negara-negara Barat yang tergabung dalam aliansi NATO memanas akibat perang di Ukraina.

Dalam sebuah pidato di depan Dewan Negara Tertinggi Negara Kesatuan Rusia dan Belarus baru-baru ini, Presiden Rusia, Vladimir Putin menyebutkan bahwa yang menjadi perhatian khusus adalah situasi di kawasan Eropa, khususnya di Ukraina.

Menurutnya, keputusan Moskow untuk menyerang negara itu diakibatkan oleh manuver Barat.

"Negara-negara Barat dengan sengaja meningkatkan ketegangan, merekalah yang bertanggung jawab atas tragedi yang kita lihat hari ini, dan mereka hanya terus memperburuk situasi. Kebijakan yang tidak bertanggung jawab ini mendorong dunia ke ambang konflik global," kata Putin.

Menurut transkrip di situs web Kremlin, Putin tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana menurutnya Barat meningkatkan ketegangan.

Namun komentarnya dilontarkan sesaat setelah Amerika Serikat (AS) selaku patron NATO memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan senjata buatannya, ATACMS, untuk menyerang wilayah Rusia.

Putin membanggakan peluncuran rudal jarak menengah Oreshnik oleh Moskow yang menghantam kota Dnipro, Ukraina.

Ini bertepatan dengan peresmian doktrin nuklir Rusia yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang gertakan Moskow atas kemampuan senjata atomnya, yang juga dirujuk Putin.

Ia mencatat bagaimana doktrin nuklir Rusia saat ini sudah mencakup Belarus, sehingga senjata berbahaya yang dapat digunakan bila tetangganya itu terancam.

Pemimpin Belarus Alexander Lukashenko adalah sekutu terdekat Putin.

Meskipun menahan diri dari keterlibatan langsung dalam perang di Ukraina, ia telah mengizinkan Rusia menggunakan wilayah Belarus untuk melancarkan serangan terhadap negara tetangga mereka berdua itu.

Di sisi lain, Lukashenko dan Putin juga menandatangani perjanjian baru tentang jaminan keamanan bagi negara-negara yang mengharuskan mitra kedua negara untuk saling mempertahankan perbatasan.

(*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
pojokhiburan