Kenapa ada Tony Blair disitu, sebab dia disebut-sebut sebagai salah satu anggota The 48 Group Club, lebih mudahnya kita sebut saja sebagai Commite 48. Komite ini adalah jaringan bisnis dan politik China yang bermarkas di London.
Posisi Blair dianggap mampu menjadi mediator kelompok kepentingan (negara). Semisal Israel dan Uni Emirat Arab (UEA), atau bahkan China dengan negara rival seperti Amerika serikat (AS).
Investasi UEA di IKN Nusantara diduga kuat juga ada keterlibatan Blair disitu.
Makanya agak membingungkan ketika kita masyarakat Indonesia terjebak pada isu anti China di IKN. Padahal dengan munculnya sosok Blair di Komite 48 menguatkan sinyalemen bahwa dalam urusan investasi, China dan Eropa bisa “berselingkuh” dan kita masih saja terjebak pada isu anti China.
Peta geopolitik maupun geoekonomi hari ini sepertinya sudah murni ideologi “pasar bebas.”
Itulah kita, selalunya terjebak pada arus di permukaan, padahal tanpa melihat pergerakan arus di dalamnya. Kita terkadang terjebak pada perseteruan kelompok elite global, artinya kita yang selalu pro kontra dengan isu sentimen layaknya pion yang digerakkan.
Artinya kehadiran Blair barangkali, kita tidak tahu persis, mengakomodir kepentingan Israel melalui UEA, atau kepentingan China, kepentingan Eropa atau bahkan Inggris sendiri. Hal ini masih harus didalami.