Pemerintah Akan Pangkas Produksi Nikel dan Batu Bara

POJOKNEGERI.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah memangkas target produksi nikel dan batu bara pada Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2026.
Pemerintah mengambil langkah tegas ini untuk mengendalikan pasokan dan mengerek harga kedua komoditas yang terus melemah sepanjang akhir 2025.
Bahlil menyampaikan keputusan tersebut dalam Konferensi Pers Kesiapan Sektor ESDM Menghadapi Periode Natal dan Tahun Baru di Jakarta belum lama ini.
Ia menekankan pemerintah tidak hanya menurunkan target produksi nikel, tetapi juga batu bara.
“Semuanya kami pangkas. Bukan hanya nikel, batu bara pun kami pangkas,” ujar Bahlil.
Pasokan Berlebih Tekan Harga Batu Bara
Pemerintah menilai harga batu bara jatuh karena pasokan global terlalu besar. Data menunjukkan perdagangan batu bara dunia mencapai sekitar 1,3 miliar ton.
Indonesia menyuplai hampir separuhnya, yakni 500–600 juta ton. Bahlil menegaskan tingginya pasokan dari Indonesia menekan harga batu bara internasional.
Harga acuan batu bara terus menurun sejak November 2025. Catatan menunjukkan harga turun dari US$114,43 per ton pada akhir 2024 menjadi US$98,26 per ton pada Desember 2025.
Pemerintah menilai penurunan tajam ini merugikan negara dan pelaku usaha.
Bahlil menekankan pemerintah mengontrol perusahaan yang tidak menaati aturan produksi.
Ia menyatakan pemerintah akan meninjau ulang RKAB perusahaan yang melanggar ketentuan.
“Kami mengontrol bagi perusahaan-perusahaan yang tidak menaati aturan. RKAB-nya juga mungkin akan dilakukan peninjauan,” tegasnya.
Kebijakan pemangkasan produksi diharapkan mampu menyeimbangkan kembali mekanisme pasar.
Pemerintah berharap harga nikel dan batu bara naik sehingga penerimaan negara meningkat.
Pemerintah juga ingin menjaga keberlanjutan industri pertambangan dengan mengatur produksi secara lebih rasional.
Pelaku industri merespons kebijakan ini dengan beragam pandangan. Sebagian perusahaan mendukung langkah pemerintah karena berharap harga komoditas kembali stabil.
Sebagian lain khawatir pemangkasan produksi menekan pendapatan jangka pendek. Namun pemerintah menegaskan kebijakan ini bertujuan jangka panjang.
Pemerintah menilai kebijakan pengendalian produksi sejalan dengan strategi hilirisasi.
Pemerintah mendorong industri mengolah nikel dan batu bara di dalam negeri agar menghasilkan nilai tambah lebih besar. Dengan pasokan yang terkendali, pemerintah berharap industri hilir memperoleh bahan baku dengan harga lebih stabil.
(*)
