POJOKNEGERI.COM – Senyum bahagia mewarnai Ruang Arutala Bapperida, Selasa (28/10/2025).
Bukan mahasiswa muda yang berbaris mengenakan toga, melainkan para lansia berusia antara 50 hingga 90 tahun yang resmi diwisuda dari Sekolah Lansia Kota Samarinda.
Sebanyak 122 wisudawan dan wisudawati dari tiga sekolah lansia Sekolah Lansia Air Terjun Kelurahan Mangkupalas, Sekolah Lansia Nur Iman Kelurahan Loa Buah, dan Sekolah Lansia Gema Lantang Kelurahan Sindang Sari, menyelesaikan seluruh rangkaian pembelajaran dengan penuh semangat.
Momen itu bukan sekadar seremoni. Ia menjadi penegasan bahwa semangat belajar tidak memiliki batas usia.
Seperti yang diperlihatkan Sutarti, peserta tertua berusia 90 tahun, yang tetap aktif mengikuti seluruh kegiatan hingga hari wisuda.
Kisahnya menjadi magnet perhatian seluruh tamu yang hadir.
“Beliau ini bukti nyata bahwa usia tidak menghalangi seseorang untuk terus berkembang,” ujar Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri.
Dalam kesempatan itu, Saefuddin menekankan bahwa kunci kebahagiaan di masa tua bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga aktivitas sosial dan semangat belajar.
“Apakah kita bisa seperti beliau yang masih sehat di usia 90 tahun? Inilah saatnya kita bercermin. Usia bukan alasan berhenti belajar. Justru di usia senja, semangat dan aktivitas adalah kunci agar tetap sehat dan bahagia,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan seperti Sekolah Lansia memiliki dampak besar dalam menjaga kebugaran dan keseimbangan mental peserta.
“Kalau ada kegiatan, Alhamdulillah, badan terasa segar tapi kalau tidak ada aktivitas, justru cepat lemah,” tuturnya.
Orang nomor dua di Kota Samarinda knj bangga melihat Bapak Ibu lansia yang masih bersemangat menimba ilmu dan berkarya. Ini contoh yang luar biasa bagi generasi muda.
Program Sekolah Lansia di Kota Samarinda merupakan bagian dari Bina Keluarga Lansia (BKL) yang digagas oleh BKKBN dan dikelola oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Samarinda.
Kepala DP2KB, drg. Deasy Evryani, menjelaskan bahwa program ini adalah bentuk nyata dari kebijakan Quick Wins Kemendukbangga dalam mendukung gerakan Lansia Berdaya.
“Sekolah Lansia bertujuan meningkatkan kualitas hidup lansia melalui edukasi berkelanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi mereka,” terang Deasy.
Program ini dibagi ke dalam tiga jenjang pembelajaran, yakni S1, S2, dan S3, dengan total 12 kali pertemuan tatap muka di setiap jenjang.
Materinya beragam, mulai dari kesehatan, gizi, hingga aktivitas sosial dan spiritual.
“Yang menarik, para fasilitator berasal dari berbagai latar belakang petugas kesehatan, kader BKL, penyuluh KB, tokoh agama, hingga relawan lansia. Jadi pembelajarannya bukan sekadar teori, tapi juga pengalaman hidup yang saling memperkaya,” ucapnya.
Setelah menyelesaikan modul pembelajaran, para peserta kemudian diwisuda sebagai simbol penghargaan atas ketekunan dan semangat belajar mereka.
Wisuda Sekolah Lansia ini juga dihadiri sejumlah tokoh penting, seperti Ketua Tim Penggerak PKK Kota Samarinda.
Rinda Wahyuni Andi Harun, Wakil Ketua TP PKK Nova Saefuddin Zuhri, Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim Aris Ananta, serta Anggota Komisi IV DPRD Samarinda Riska Wahyuningsih.
Kehadiran mereka menegaskan bahwa keberhasilan program ini tidak terlepas dari kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga.
Program ini diharapkan menjadi model pembelajaran sosial yang berkelanjutan dan dapat direplikasi di wilayah lain di Kalimantan Timur.
“Pemerintah Kota Samarinda akan terus mendukung kegiatan seperti ini karena dampaknya sangat positif bagi peningkatan kualitas hidup lansia. Mereka tidak hanya menjadi penerima manfaat, tapi juga penggerak lingkungan sekitar,” ujarnya.
Di balik toga dan senyum para wisudawan, tersimpan pesan moral yang dalam hidup aktif dan produktif tak mengenal batas usia.
Semangat mereka menjadi tamparan lembut bagi generasi muda yang sering mengeluh soal waktu dan kesempatan belajar. (*)
