"Awalnya, saya ingin belajar dari keberhasilan tempat wisata Betapusan Sawah, Namun, saat itu, pengelolaan masih dilakukan secara perorangan dan kurang profesional. Saya merasa perlu mencari lokasi lain untuk menciptakan sesuatu yang berbeda," jelasnya.
Dengan semangat dan kerjasama dengan petani setempat, Sudut Pandang mulai dibangun.
"Pada awalnya, pembangunan sempat terhambat karena dorongan masyarakat yang ingin segera mengunjungi tempat ini. Namun, saya harus memastikan bahwa fasilitas seperti toilet, dapur, dan meja-meja sudah tersedia," ucapnya.
Meskipun awalnya ramai, terdapat beberapa kendala yang dihadapi, termasuk rusaknya beberapa fasilitas akibat kepadatan pengunjung.
"Kami terus berupaya memperbaiki dan meningkatkan pelayanan. Kapasitas maksimal per hari adalah 100 orang, dengan fasilitas seperti gazebo, kursi lipat, dan meja panjang yang disiapkan," ungkap Ary Dirga.
Pada akhirnya, Sudut Pandang adalah bukti nyata bahwa kreativitas dan dedikasi dapat mengubah lahan kosong menjadi destinasi wisata menarik. Dengan harga tiket yang terjangkau, Sudut Pandang memberikan kesempatan kepada semua kalangan untuk menikmati keindahan alam di tengah kota Samarinda.
(tim redaksi)