POJOKNEGERI.COM - Makmur HAPK dilengserkan sebagai Ketua DPRD Kaltim oleg DPD Golkar Kaltim.
Terkait ini, tim redaksi juga berkesempatan berbincang dengam Syarifuddin Gairach, sosok senior di Partai Golkar Kaltim.
Kami membahas terkait sepak terjang Makmur HAPK, kala memulai karir politiknya, hingga jadi kepala daerah, lalu Ketua DPRD Kaltim (2019-2024).
Bagi Syarifuddin Gairach, sosok Makmur HAPK tidak hanya sebagai kader Golkar yang andal, tapi juga pemimpin yang baik.
Mengawali karir politiknya di Golkar sejak tahun 1980-an, Makmur telah menjelma menjadi guru politik bagi kader-kader Golkar.
"Merangkak dari karir PNS benar-benar dari bawah, karir politik di Golkar juga dari bawah. Makmur benar-benar mampu melewati semua rintangan dan kendala. Dia telah buktikan, sebagai Golkaris yang senior," kata Gairach, Selasa (13/9/2022).
Sebagai Bupati Berau, sepak terjang Makmur tidak bisa diragukan.
Berbagai perkembangan pembangunan di Berau, bergerak pesat.
Makmur juga telah menjalankan kerja-kerja yang baik, kala menjadi Ketua DPRD Kaltim.
Bagi Gairach, kekuatan terbesar Makmur adalah sosok yang santun, baik sebagai pejabat juga sebagai politisi.
"Dia itu orangnya terlalu lembut, terlalu santun. Itu lah kekuatannya," papar Gairach.
Sebagai manusia, Makmur juga punya kekurangan. Bagi Syarifuddin Gairach, kekurangan Makmur, justru berada di kekuatannya.
Makmur dianggap terlalu santun, sehingga mudah dimakan. Sebagai seorang politisi, Makmur tidak mengikuti tren saat ini, yang santun saja tidak cukup.
"Kelemahannya itu, tidak bisa mengikuti atau merupah tren politik saat ini. Sekarang ini politik trennya Duit!," jabarnya.
Gairach lalu bercerita kala memarahi Makmur HAPK.
Ia menasehati agar Makmur, juga menjelma sebagai Beruang Madu, saat disakiti atau dikhianati.
"Kedekatan saya dengan beliau, lebih banyak saya yang memarahi (menasehati) beliau," ucapnya.
"Artinya jangan selalu mengalah. Jadi kepemimpinan saat ini bukan hanya sosok yang tegas, tapi juga berani melakukan politik uang," lanjutnya.
Tapi Makmur tetaplah Makmur.
Ia tak melakukan cara-cara seperti itu.
Menurut Gairach sosok Rudy Masud (Ketua Golkar Kaltim) justru berada kebalikan dari Makmur.
"Dia (Rudy Masud) orangnya tidak tahu diri, ganas, sikat aja semua, kalau tidak bisa dengan sopan santun, disikat dengan duit," tegasnya.
Golkar Terkena Musibah
"Merugilah Golkar jika kehilangan kader seperti Makmur"
Itulah kalimat yang keluar dari bibir Syarifuddin Gairach, yang menyayangkan pergantian kursi pimpinan dewan.
Menurutnya, Makmur bisa saja angkat kaki dari Partai Golkar setelah dikhianati.
Tapi dirinya yakin, Makmur tetap akan berada di bawah Pohon Beringin.
"Mencari kader seperti tipe Makmur ini sudah sangat sulit sekali. Sekarang terbukti, karena Makmur terlalu santun, akhirnya dimakan oleh Keluarga Masud," paparnya.
"Sangat merugilah Golkar kalau kehilangan kader seperti Makmur HAPK," sambungnya.
Gairach kembali bercerita tentang ramalan musibah yang akan menerpa Golkar suatu saat.
"Sudah ramalkan, jika Golkar suatu saat seperti Marcusuar yang terang seperti bintang, sehingga banyak kader seolah menyerupai Gunung Pasir, bukan lagi batu karang. Gunung pasir bagus dan indah, tapi begitu didekati ditiup maka berhamburanlah pasir pasir itu, seperti itulah Golkar sekarang," ramalnya.
Menurutnya, saat ini Golkar telah menerima musibah itu.
"Golkar ini sekarang terkena musibah, lalu terkena aliran sungai yang airnya keruh dan kotor. Air yang jauh dari cita-cita Golkar. Punya pemimpin seperti Rudi Masud, baru dua tahun di Golkar, menganggap semua bisa dipancing dengan uang. Seolah semua bisa dibeli dengan uang. Cuma tidak ada lagi muruahnya," katanya.
Makmur dikhianati tidak hanya sedari Ketua DPRD Kaltim, namun jauh sebelum itu, saat Musda Golkar Kaltim.
Dengan raihan 38 ribu suara di Pileg 2019, Makmur tidak hanya berkualitas sebagai Ketua DPRD Kaltim, namun juga sosok yang mumpuni memimpin DPP Golkar Kaltim.
Namun dia dijagal ditengah jalan.
Suksesi Rudy Masud menjadi ketua Golkar, bahkan telah disokong oleh unsur pimpinan di DPP Golkar.
"Belum lagi pengurus DPP Golkar sudah rusak juga, termasuk mereka yang menolong Masud. Akhirnya Rudy Masud jadi ketua Golkar di Musda," ungkap Gairach lagi.
Dijelaskan, bahwa telah jadi rahasia umum, Rudy Masud turut dibantu Muhammad Arief Pahlevi Pangerang, yang kala itu sebagai Wakil Sekjen DPP Golkar.
Disampaikan, bersama para petinggi DPP yang telah digaji oleh Rudy Masud, para petinggi DPP Golkar bahkan telah melobi Makmur agar tidak maju ke Musda.
"Tim sukses untuk memenangkan Rudy Masud, adalah orang-orang dari DPP yang dibayar, yang digajinya turun. Bahkan petinggi DPP membujuk Pak Makmur agar tidak maju di Musda Golkar, bahkan mendatangi ke Berau. Ini bukan rahasia lagi," tegas Gairach.
Terakhir, Syarifuddin Gairach, menyepakati pendapat Isran Noor, Gubernur Kaltim, bahwa Makmur HAPK tetaplah seorang Ketua DPRD Kaltim.
"Benar sikap Pak Gubernur Kaltim. Dia menganggap Pak Makmur itu tetap Ketua DPRD Kaltim, kalau Hasan Masud, Ketua DPRD Mercure," pungkasnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)