POJOKNEGERI.COM - Jelang tahun politik di 2024, potensi-potensi kemungkinan tokoh untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mulai tampak dan sering dimunculkan.
Skenarion poros koalisi pun demikian,
Terbaru, ada lembaga survei Poltracking Indonesia yang menyelenggarakan survei capres dan cawapres jelang Pilpres 2024. P
oltracking menjabarkan potensi skenario Pilpres 2024 dengan berbagai poros serta capres-cawapresnya.
Dikutip dari Detik.com, berdasarkan keterangan tertulis Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR, Rabu (31/8), survei Poltracking digelar secara nasional pada 1-7 Agustus 2022 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Total 1.220 responden dilibatkan dalam survei yang memiliki margin of error +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Klaster survei ini diklaim menjangkau 34 provinsi se-Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir. Sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat.
Skenario 1: 4 Poros
Skenario pertama memprediksi munculnya 4 poros yakni terbentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terdiri dari Golkar (14,78%/85 kursi), PAN (7,65%/44 kursi), dan PPP (3,3%/19 kursi) dengan total 25,73% atau 148 kursi DPR RI.
Poros kedua terdiri dari Gerindra (13,57%/78 kursi) dan PKB (10,09%/58 kursi) yang tergabung dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dengan total 23,66% atau 136 kursi DPR RI.
Poros ketiga yang berpotensi terbentuk yakni NasDem (10,26%/59 kursi), Demokrat (9,39%/54 kursi), dan PKS (8,7%/50 kursi) dengan total 28,3% atau 163 kursi DPR. Poros keempat adalah PDIP (22,26%/128 kursi), yang mengusung pasangan calon presiden-wakil presiden tanpa berkoalisi dengan partai mana pun karena telah memenuhi syarat pencalonan berdasarkan jumlah kursi yang diperoleh.
Pada skenario pertama, poros 1 berpotensi mengusung kandidat capres Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto. Adapun cawapres poros pertama dari kalangan parpol adalah Airlangga Hartarto dan Sandiaga Uno. Kemudian, kandidat cawapres klaster non parpol, survei merekam ada Erick Thohir dan Ridwan Kamil.
Dalam poros dua, koalisi KIR berpotensi mendorong kandidat capres Prabowo Subianto berpasangan dengan Muhaimin Iskandar yang memiliki tiket dari partai politik. Erick Thohir dan Khofifah Indar Parawansa juga masuk skenario sebagai kandidat cawapres nonparpol.
Di poros tiga, koalisi NasDem, Demokrat, PKS memiliki potensi mendorong Anies Baswedan sebagai kandidat capres dan berpotensi berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono dari klaster parpol. Sementara dari klaster nonparpol, Anies berpotensi berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa dan Erick Thohir.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Anies Baswedan, Khofifah Indar Parawansa. (Tim Infografis detikcom)
Skenario 2: 3 Poros Model A
Pada analisis 3 poros, survei merekam tendensi pasangan calon presiden-wakil presiden membentuk beberapa model koalisi. Pertama, model A terdapat tiga poros. Poros satu, Koalisi Indonesia Bersatu akan berhadapan dengan dua poros lainnya yakni PDI Perjuangan (22,26%/128 kursi), yang bergabung dengan Gerindra dan PKB yang total memiliki 45,92%/264 kursi serta poros NasDem, Demokrat, dan PKS dengan total kursi 163 kursi DPR atau 28,35%.
Poros satu dengan dukungan KIB, Ganjar Pranowo berpotensi didorong sebagai kandidat capres dan diproyeksikan berpasangan dengan Airlangga Hartarto dan Sandiaga Uno sebagai kandidat cawapres dari klaster partai serta Erick Thohir dan Ridwan Kamil sebagai kandidat cawapres dari klaster nonparpol. Sedangkan poros tiga dengan komposisi NasDem-Demokrat-PKS akan tetap dengan Anies Baswedan sebagai kandidat capres yang berpotensi dipasangkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai kandidat cawapres klaster parpol atau dipasangkan dengan Khofifah sebagai kandidat cawapres dari klaster non parpol.
Skenario 3: 3 Poros Model B
Pada model B, PDIP bergabung ke KIB. Kedekatan PDIP bersama tiga parpol KIB memberi kemungkinan terbentuknya satu perahu koalisi dengan total suara 47,99%/176 kursi DPR. Koalisi poros 1 diprediksi berhadapan dengan koalisi KIR dan NasDem-Demokrat-PKS.
Jika PDIP dan KIB bersatu, akan ada nama-nama utama yang berpeluang muncul dicalonkan seperti Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Airlangga Hartarto yang bisa mengisi posisi capres ataupun cawapres. Kekuatan parlemen dan mesin politik PDIP dan KIB merupakan kekuatan terbesar yang bisa dibentuk dalam simulasi 3 poros karena mencatat lebih 47,99% kursi parlemen dikuasai.
Dua koalisi penantang dari jumlah kekuatan kursi parlemen cukup jauh dibanding koalisi PDIP bersama KIB. Poros 2 koalisi, yaitu KIR, berpotensi kuat mengusung Prabowo Subianto sebagai kandidat capres. Sedangkan posisi cawapres ada potensial yakni mendorong Muhaimin Iskandar sebagai pemilik tiket partai dari koalisi KIB, kemudian Erick Thohir dan Khofifah sebagai kandidat cawapres dari kalangan nonparpol.
Pada poros tiga, koalisi NasDem, Demokrat, PKS berpotensi mengusung Anies Baswedan sebagai kandidat capres dan kemungkinan berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai kandidat cawapres pemilik tiket partai politik dan bersaing dengan Khofifah Indar Parawansa, Erick Thohir sebagai kandidat cawapres dari kalangan nonparpol.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)