POJOKNEGERI.COM - Sebuah video tersebar di media sosial menampilkan percakapan antara Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Pertemuan dan perbincangan itu kemudian diketahui terjadi dalam agenda pertemuan relawan Jokowi yang bertajuk Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Sabtu lalu, 26 November 2022.
Dalam video tersebut Benny tampak menyampaikan beberapa aspirasi ke Jokowi, salah satunya soal tindakan yang harus diambil ke pihak yang disebutnya sebagai lawan. Jokowi tampak lebih banyak menyimak usulan yang diutarakan Benny.
"Kita ini pemenang pak, Pilpres (Pemilu Presiden), kita ini besar, tapi serangan lawan ini masih terus," ujar Benny kepada Jokowi dalam video yang beredar.
Untuk itu, Benny menyarankan agar dilakukan amplikasi atau menyebarkan lagi informasi seputar program dan keberhasilan pemerintah.
Kepada Jokowi, Benny mengaku gemas alias geregetan untuk melakukan perlawanan. "Kalau mau tempur lapangan kita lebih banyak. Kalau bapak enggak mengizinkan kita tempur di lapangan melawan mereka, maka penegakan hukum yang harus," kata dia.
"Penegakan hukum bagaimana?" tanya Jokowi.
Benny lalu mencontohkan pihak-pihak yang selama ini mencemarkan nama baik, menyerang pemerintah, mengadu domba, menghasut, dan yang menyebarkan kebencian.
"Semua bisa dijerat dengan hukum," ujarnya.
Penegakan hukum inilah, kata Benny, yang harus dilakukan oleh pemerintah.
"Karena ketika tidak, kami hilang kesabaran, ya sudah kami lawan mereka di lapangan misalnya," ujar Benny yang masih tercatat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Hanura, per Agustus 2022.
Sementara itu, dikutip dari Detik.com, Benny telah memberikan respon akan beredarnya video tersebut.
"Jadi itu bukan acara tertutup tapi saya yakin video itu adalah video yang tidak utuh, kalau utuh kan seharusnya keseluruhan dong, dari mulai pertama sampai selesai kurang lebih 40 menit. Harusnya, dimuat secara utuh dan yang menyampaikan aspirasi, pandangan masalah, saran, usul, kepada presiden kan tidak hanya saya," kata Benny di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (28/11/2022).
Benny menyebut di pemerintahan Jokowi mungkin ada hal yang kurang. Namun, kata dia, masih ada tindakan yang terlewatkan sehingga berujung pada serangan.
"Yang kita soroti dalam perjalanan kebangsaan ini, ini sudah bukan kritik, lihat cara-cara yang mereka lakukan selama ini upaya untuk mendelegitimasi, menjatuhkan pemerintahan. Selalu dengan pola yang sama penyebaran kebencian, fitnah, adu domba antarsuku dan agama, berita-berita hoax bahkan penghinaan dan pencemaran terhadap simbol-simbol negara, presiden, ibu negara," kata Benny.
"Ini kan terus berulang, ini menjadi mesin mematikan yang terus diproduksi, yang kami menangkap ini tidak lepas dari dendam politik yang diformalin pasca Pilpres 2019," sambungnya.
(redaksi)