POJOKNEGERI.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim keroyokan lakukan pengendalian banjir di Samarinda.
Pemprov Kaltim membantu pengendalian banjir di Samarinda dengan melakukan normalisasi Sungai.
Selain normalisasi Sungai, Pemprov juga membantu peningkatan kapasitas drainase sebagai penyebab terjadinya genangan air.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda menyebut sejumlah kegiatan pengendalian banjir telah dilakukan oleh diantaranya kegiatan normalisasi Sungai Karang Asam Besar.
Adapun kegiatan normalisasi Sungai Karang Asam Besar dilakukan sejak tahun 2020 hingga 2022.
Progres penanganan normalisasi Sungai Karang Asam Besar hingga akhir Desember 2022 sudah mencapai 85 persen.
Yakni dari total 9 km telah dilaksanakan normalisasi sepanjang 7,5 km.
Sisa pekerjaan sepanjang 1,5 km pada segmen sekitar Pasar Kedondong.
Dirinya menambahkan kegiatan lain yang dilakukan adalah normalisasi untuk Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Asam Besar ke arah Jalan Karang Mulya sepanjang 4 km.
"Dampak dari penanganan normalisasi sungai tersebut cukup signifikan yakni daerah di wilayah Kelurahan Lok Bahu yang kerap menjadi langganan banjir akibat limpasan Sungai Karang Asam Besar, jika durasi hujan mencapai 80 mm, September 2022 dari pantauan pos curah hujan Karang Paci 88 mm sudah tidak terdapat genangan banjir di wilayah tersebut,” ujar Aji, sapaan akrabnya, Minggu (7/5) kemarin.
Aji menjelaskan untuk pekerjaan normalisasi Sungai Karang Asam Besar pada 2020, Pemprov Kaltim mengalokasikan Rp 1,8 miliar.
Kemudian pada 2021 sebesar Rp 8,4 miliar dan 2022 dialokasikan Rp 2,5 miliar.
“Tahun 2023, rencana anggaran kita siapkan Rp 1,5 miliar untuk normalisasi Sungai Karang Asam Besar,” jelasnya.
Pihaknya juga menyebut untuk penanganan banjir Samarinda lainnya ialah pembangunan saluran drainase di Jalan DI Panjaitan.
Aji mengutarakan, Jalan Panjaitan dinilai sangat penting karena merupakan akses vital menuju Bandara APT Pranoto dan akses jalan nasional menuju wilayah utara Kaltim. Banjir kerap terjadi di sini sehingga menghambat akses pengguna jalan.
"Kita bangun saluran drainase sepanjang 1,3 km dengan dimensi lebar 4 meter dan kedalaman rata-rata 2 meter. Hingga saat ini pembangunan drainase di Jalan DI Panjaitan telah terbangun sepanjang 1,1 km," terangnya.
Saluran drainase di Jalan DI Panjaitan ditargetkan selesai tahun ini. Kegiatan pembuatan saluran drainase ini sudah dilakukan sejak tahun 2020. Dengan rincian pada 2020 sebesar Rp 18,6 miliar, tahun 2021 Rp 4 miliar dan tahun 2022 sebesar Rp 8,7 miliar.
"Untuk drainase di Jalan DI Panjaitan tahun ini kita siapkan sebesar Rp 4,5 miliar. Semoga banjir makin bisa dikendalikan, sehingga tidak mengganggu akses masyarakat untuk keluar dan masuk Samarinda," ungkapnya.
Selain itu juga dilakukan normalisasi dan perkuatan tebing Sungai Talang Sari. Sungai ini merupakan bagian dari Sub DAS Sungai Karang Mumus.
Normalisasi dan perkuatan tebing Sungai Talang Sari dilakukan untuk pengendalian banjir di wilayah Kecamatan Samarinda Utara dan menekan genangan banjir di Jalan DI Panjaitan yang dilaksanakan dari tahun 2019 dan tahun 2021.
Tahun 2022 juga dilaksanakan normalisasi Sungai Mati yang merupakan outlet dari Sungai Talang Sari dengan melakukan pembukaan trase Sungai Mati.
Pembukaan trase ini diharapkan bisa mereduksi banjir yang kerap terjadi di wilayah Samarinda Utara dan Jalan DI Panjaitan.
Nilai pekerjaan proyek ini pada 2019 sebesar Rp 2 miliar, tahun 2021 senilai Rp 932 juta dan tahun 2022 dialokasikan sebesar Rp 1,2 miliar.
Pekerjaan lain juga dilakukan untuk pembangunan drainase Jalan Pemuda III Sub Sistem Sentosa - Remaja - Ahmad Yani (Semani).
Pekerjaan ini untuk menambah kapasitas aliran drainase dari sistem Semani menuju Sungai Karang Mumus, khususnya pada kawasan Jalan Pemuda.
Tahun anggaran 2021 sampai 2022 telah dilaksanakan pembangunan drainase Jalan Pemuda III sepanjang 400 meter.
Rencana anggaran tahun 2023 dilanjutkan pembuatan drainase pada ruas Jalan Pemuda IV.
"Nilai pekerjaan tahun 2021 sebesar Rp 2,6 miliar, tahun 2022 Rp 1,6 miliar dan rencana tahun 2023 sebesar Rp 5,5 miliar, " pungkasnya. (redaksi)