POJOKNEGERI.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua nampaknya telah membuat kesabaran Panglima TNI Laksamana Yudo Margono habis.
Usai satu prajurit TNI tewas ditembak KKB Papua, Panglima TNI memutuskan untuk menaikan status operasi anak buahnya di Bumi Cendrawasih, menjadi siaga tempur darat.
"Tentunya dengan kondisi seperti ini, khususnya di daerah tertentu kita ubah jadi operasi siaga tempur. Di TNI, di Natuna sana ada operasi siaga tempur laut, nah kalau di sini ada operasi siaga tempur darat, artinya ditingkatkan," kata Yudo di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua, dikutip dari CNN.
"Tadinya soft approach, dengan hadapi serangan yang seperti ini pada 15 April lalu kita tingkatkan siaga tempur pasukan kita, sehingga naluri tempur terbangun," kata dia.
Meski demikian, ia memastikan operasi teritorial dan penegakan hukum juga tetap dilakukan TNI-Polri.
Ia mengatakan operasi teritorial kerap dilakukan personel TNI-Polri dalam menjaga keamanan di Papua selama ini.
"Selama ini kita masih teritorial, komunikasi sosial tetap kita lakukan, tapi ketika hadapi seperti ini lakukan siaga tempur," ucap dia.
Sebelumnya, Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT Pratu Miftahul Arifin meninggal dunia usai diserang KKB di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4).
Saat itu, satgas tengah berupaya menyelamatkan pilot Susi Air Kapten Philips Mehrtens yang disandera KKB sejak awal Februari lalu.
Pratu Miftahul dilaporkan terjatuh ke jurang dengan kedalaman sekitar 15 meter. Kemudian, ketika Pratu Arifin sedang dievakuasi, tiba-tiba KKB kembali menembak personel TNI lainnya.
Selain itu, lima orang prajurit TNI dilaporkan masih hilang dan dalam pencarian usai kontak tembak dengan KKB.
(redaksi)