POJOKNEGERI.COM - Sorotan diberikan Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi).
Sorotan itu terkait dengan PT Bertiga Mitra Solusi yang menjadi pemenang lelang tender penggantian gorden di rumah dinas (rumdin) jabatan anggota DPR RI senilai Rp 43,5 miliar.
Disampaikan pihak Formappi bahwa PT Bertiga Mitra Solusi merupakan perusahaan di bidang informasi teknologi (IT).
Peneliti Formappi, Lucius Karus, mengatakan PT Bertiga Mitra Solusi lebih banyak bekerja di bidang IT.
Dikatakan Lucius, PT Bertiga Mitra Solusi baru bekerja sebagai penyedia interior.
"Profil mengenai bidang penyedia interior itu nampaknya merupakan bidang kerja baru dari PT Bertiga Mitra Solusi ini. Karena pada saat mencari informasi mengenai perusahaan ini, persis setelah pengumuman pemenang tender gorden awal April lalu, informasi bidang pekerjaan perusahaan lebih banyak pada bidang informasi teknologi," ujar Lucius kepada wartawan, Sabtu (7/6/2022).
Lucius mengungkapkan pengadaan gorden bukan fokus atau keahlian utama dari PT Bertiga Mitra Solusi.
Untuk hal itu, dia merasa hal ini mencurigakan.
"Bahkan dari 7 proyek yang dilampirkan pada website terkini, 6 di antara proyek itu semuanya terkait bidang IT. Maka sangat jelas kalau PT Bertiga Mitra Solusi ini sesungguhnya adalah perusahaan di bidang IT. Ketika ia terlihat justru ikut pada proyek yang sesungguhnya bukan keahlian atau fokus utama perusahaannya, maka memang perlu dipertanyakan," tuturnya dikutip dari Detikcom.
"Saya kira proses tender yang baik juga harus memperhitungkan kualifikasi perusahaan. Kan nggak lucu, perusahaan IT malah nyangkut di gorden? Ketika pemenang tender gorden justru adalah perusahaan yang bergerak di dunia IT maka mungkin saja ada yang tidak beres dalam proses seleksi," sambung Lucius.
Lucius curiga dugaan adanya 'permainan' di balik menangnya PT Bertiga Mitra Solusi karena perusahaan IT yang justru memenangi proyek gorden.
Dia mengingatkan bahwa dana yang dianggarkan untuk proyek gorden itu tidak main-main.
"Mungkin saja ada semacam kongkalingkong antara penyelenggara tender dan perusahaan pemenang tender. Sehingga sekalipun profil perusahaan di bidang IT justru terpilih sebagai pengerja proyek gorden. Saya kira mempertanyakan kualifikasi perusahaan pemenang tender gorden ini jadi penting karena anggaran yang akan dikelola bukan uang remeh," jelasnya.
"Ketidakcermatan menentukan perusahaan pemenang tender bisa jadi salah satu penjelasan soal dugaan tak seriusnya pengadaan gorden ini. Tentu saja amat disayangkan jika uang Rp 45-an miliar itu hanya menghasilkan gorden yang asal-asalan," katanya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)