POJOKNEGERI.COM - Silicon Valley Bank (SVB) ambruk.
Ambruknya Silicon Valley Bank ini menjadi kabar mengejutkan untuk industri keuangan dan perbankan global, termasuk juga untuk Amerika Serikat (AS).
Ambruknya SVB menjadi menjadi guncangan finansial terbesar di AS sejak 2008.
Kejatuhan tersebut terjadi setelah kenaikan suku bunga membawa periode yang penuh gejolak karena startup teknologi yang pernah terbang tinggi telah merusak hampir setiap kelas aset dari pasar uang hingga valas.
Sebagai salah satu bank terbesar di Negeri Paman Sam, dampak sistemik dari kejatuhan bank yang fokus pada pembiayaan perusahaan rintisan dan teknologi tersebut pun tak bisa dihindari.
Saham bank, baik besar maupun kecil, telah rontok hingga ratusan miliar dolar AS sejak runtuhnya SVB karena kekhawatiran gelombang kejutan di pasar keuangan global.
Berikut peristiwa kunci kejatuhan SVB yang hanya berlangsung dalam 48 jam, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/3/2023).
8 Maret 2023
SVB mengatakan berniat untuk mengumpulkan US$ 2,25 miliar untuk meningkatkan struktur keuangannya setelah menjual portofolio obligasi negara AS dan sekuritas yang didukung hipotek dengan kerugian US$ 1,8 miliar.
9 Maret 2023
Deposan SVB menarik uang mereka dari bank atas saran perusahaan modal ventura yang menyebabkan penarikan deposito sebesar US$ 42 miliar pada hari itu.
10 Maret 2023
Regulator California menutup Silicon Valley Bank dan menunjuk Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) sebagai penerima untuk mengendalikan perusahaan induknya.
11 Maret 2023
Menurut email kepada staf yang dilihat oleh Reuters, karyawan Silicon Valley Bank ditawari 45 hari kerja dengan 1,5 kali gaji oleh regulator FDIC.
12 Maret 2023
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Keuangan AS, Federal Reserve dan FDIC mengatakan deposan akan memiliki akses ke semua uang mereka mulai Senin, 13 Maret. Mereka menambahkan bahwa tidak ada kerugian yang terkait dengan resolusi Silicon Valley Bank yang akan ditanggung oleh pembayar pajak.
13 Maret 2023
Perusahaan induk yang sudah tidak beroperasi mengatakan sedang merencanakan untuk mengeksplorasi alternatif strategis untuk bisnisnya dan menunjuk William Kosturos sebagai chief restructuring officer.
Presiden Joe Biden berjanji akan mengambil tindakan untuk memastikan keamanan sistem perbankan AS.
(redaksi)
Sumber: CNBC