Sambut Penurunan Harga Pupuk, Mardiono: Bukti Nyata Negara Hadir untuk Petani

POJOKNEGERI.COM – Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan, Muhamad Mardiono memberikan tanggapannya soal penurunan harga pupuk bersubsidi hingga 20 persen di seluruh Indonesia.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Mardiono menyambut baik keputusan ini sebagai langkah nyata pemerintah hadir untuk petani.
Ketua Umum PPP ini mengatakan kebijakan ini adalah bukti nyata pemerintah memahami bahwa pupuk merupakan komponen vital dalam produksi pangan.
“Penurunan harga pupuk ini adalah bukti bahwa negara hadir untuk petani. Pemerintah memahami bahwa pupuk merupakan komponen vital dalam produksi pangan. Ketika pupuk menjadi lebih terjangkau, maka kesejahteraan petani meningkat, produksi stabil, dan ketahanan pangan nasional semakin kokoh,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).
Lebih lanjut ia mengatakan keputusan ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga keterjangkauan harga bahan pangan dan memastikan petani memiliki akses yang adil terhadap sarana produksi.
Kendati harga pupuk diturunkan, ia menegaskan pentingnya pengawasan distribusi pupuk agar kebijakan penurunan HET benar-benar dirasakan oleh petani di seluruh pelosok negeri.
Mardiono lantas mendorong kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga pengawasan agar rantai distribusi berjalan transparan dan tepat sasaran.
“Kita ingin kebijakan ini tidak hanya berhenti di atas kertas. Petani di lapangan harus benar-benar merasakan dampaknya. Ketika pupuk mudah didapat dan terjangkau, maka kedaulatan pangan nasional semakin dekat untuk kita wujudkan,” ungkapnya.
Menurutnya, pupuk adalah bagian penting dari siklus produksi pangan nasional yang menentukan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan sektor pertanian.
“Kebijakan ini bukan hanya soal harga, tetapi soal keberpihakan. Petani adalah ujung tombak kedaulatan pangan dan negara harus memastikan mereka mampu berproduksi secara optimal,” imbuhnya.
Mardiono juga mengungkapkan langkah pemerintah yang turut menurunkan harga pupuk organik sebagai upaya mempercepat transformasi menuju pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ia menyebut, kebijakan ini menunjukkan keberanian pemerintah untuk menyeimbangkan aspek ekonomi dan ekologi dalam pembangunan pangan.
“Penurunan harga pupuk organik adalah kabar baik. Ini akan mendorong lebih banyak petani beralih ke sistem pertanian yang efisien dan berkelanjutan, tanpa mengorbankan produktivitas. Ini masa depan pertanian Indonesia,” jelasnya.
Sebelumnya, Pemerintah resmi menurunkan harga pupuk subsidi hingga 20 persen tanpa menambah beban anggaran negara. Langkah ini disebut sebagai terobosan besar dalam sejarah pertanian Indonesia.
Penurunan harga ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025, dan mencakup seluruh jenis pupuk bersubsidi.
Dengan penurunan ini, petani di seluruh Indonesia diharapkan dapat memperoleh pupuk dengan harga yang lebih terjangkau, sehingga mendorong peningkatan produktivitas pertanian dan efisiensi biaya produksi.
Harga Urea diturunkan dari Rp2.250 menjadi Rp1.800 per kilogram, NPK dari Rp2.300 menjadi Rp1.840 per kilogram, NPK kakao dari Rp3.300 menjadi Rp2.640 per kilogram, ZA khusus tebu dari Rp1.700 menjadi Rp1.360 per kilogram, dan pupuk organik dari Rp800 menjadi Rp640 per kilogram.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut kebijakan ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan ketersediaan pupuk yang lebih terjangkau bagi petani.
“Ini adalah terobosan Bapak Presiden, tonggak sejarah revitalisasi sektor pupuk. Presiden memerintahkan agar pupuk harus sampai ke petani dengan harga terjangkau tanpa kebocoran dan keterlambatan,” kata Amran di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Kementerian Pertanian bersama PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) menindaklanjuti arahan tersebut dengan deregulasi distribusi, penyederhanaan penyaluran, serta pengawasan ketat dari pabrik hingga petani.
Revitalisasi ini juga berdampak signifikan terhadap efisiensi nasional.
Pemerintah berhasil menghemat anggaran hingga Rp10 triliun, menekan biaya produksi pupuk sebesar 26 persen, dan meningkatkan laba PT Pupuk Indonesia menjadi Rp2,5 triliun pada 2026, dengan proyeksi total keuntungan mencapai Rp7,5 triliun.
Selain itu, program jangka panjang pemerintah mencakup pembangunan tujuh pabrik pupuk baru hingga 2029, yang diharapkan dapat memperkuat kemandirian industri pupuk nasional dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor.
“Presiden memberi arahan yang tegas: negara harus hadir di sawah dan kebun. Petani tidak boleh menjerit karena harga pupuk. Ini bukti nyata keberpihakan Presiden kepada petani,” tegas Amran.
Lebih lanjut Amran mengatakan, penurunan harga pupuk ini tentu menjadi kabar baik yang dinanikan para petani di Indonesia. Ia kembali menegaskan hal ini merupakan hasil efisiensi yang merupakan gagasan besar bapak Presiden Prabowo.
“Ini berita baik untuk petani seluruh Indonesia. 160 juta warga petani kita menanti berita ini. Karena yang terjadi sebelumnya, puluhan tahun adalah tiap tahun naik atau tiap dua tahun. Sekarang turun karena hasil efisiensi yang merupakan gagasan besar Bapak Presiden Republik Indonesia,” ujarnya.
Amran memastikan kebijakan ini akan berdampak langsung pada peningkatan produksi dan kesejahteraan petani.
“Karena yang pasti adalah NTP (Nilai Tukar Petani) naik, kesejahteraan petani naik, biaya produksi turun, otomatis produksi akan naik tahun-tahun berikutnya,” ujarnya.
“Presiden selalu perintahkan, hilangkan koruptor, mafia hilangkan. Dan tolong support petani seluruh Indonesia, beri yang terbaik. Tolong perhatikan nasib mereka,” pungkas Amran.
(*)