POJOKNEGERI.COM - Ziarah kubur menjadi hal yang lumrah dilakukan menjelang bulan Ramadan.
Sama halnya dengan bulan Ramadan 1444 H tahun ini, umat muslim juga melakukan ziarah kubur ke makam keluarga.
Lantas, apa yang dibaca ketika ziarah kubur?
Berikut ini doa ziarah kubur yang dapat dibacakan saat ke makam.
Dalam Islam, hukum melakukan ziarah kubur adalah sunnah karena dengan berziarah, kita seperti diingatkan kembali pada kematian yang pada dasarnya bisa menghampiri setiap saat.
Tak ada tata cara khusus dalam melakukan ziarah kubur, namun hal dasar yang harus kita lakukan ketika hendak masuk ke area makam adalah mengucap salam pada ahli kubur.
Selalu menjaga sikap selama berada di area pemakaman dengan salah satunya tidak duduk di atas kuburan.
Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memanjatkan doa pada almarhum.
Kemudian ziarah kubur dilanjutkan dengan membaca ayat pendek Al Quran dan berdzikir. Berikut masing-masing penjelasannya, seperti dilansir dari Suara.com:
Salam ziarah kubur
"Assalaamu‘alaikum daara qaumin mu’minin wa ataakum maa tuu‘aduun ghadan mu’ajjaluun, wa innaa insyaa-Allaahu bikum laahiquun."
Artinya: "Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.
Doa ziarah kubur
"Bismillaahirrahmaanirrahîm Salaamullaahi yaa saadah minar-Rahmaani yaghsyaakum Ibaadallaahi ji’naakum qashadnaakum thalabnaakum Tu'înuunaa tughîtsuunaa bihimmatikum wa jadwaakum Fa ahbuunaa wa a'thuunaa 'athaayaakum hadaayaakum Falaa khayyabtumuu dzannî fahaasyaakum wahaasyaakum Sa'idnaa idz ataynaakum wa fuznaa hîna zurnaakum Faquumuu wasyfa'uu fînaa ilaar-rahmaani mawlaakum 'Asaa nuhdzaa 'asaa nu'thaa mazaayaa min mazaayaakum 'Asaa nadzrah 'asaa rahmah taghsyaanaa wa taghsyaakum Salaamullaahi hayyaakum wa 'ainullaahi tar'aakum Wa shallaallaahu mawlaanaa wasallam maa atainaakum 'Alaal mukhtaari syaafi'înaa wa munqidzinaa wa iyyaakum."
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Wahai Tuanku, semoga salam Allah tetap tercurah padamu. Wahai hamba-hamba Allah, kami datang kepadamu. Kami bermaksud (bersentuhan dengan rohanimu) dan kami berharap (berkahmu). Untuk menolong kami, menyejukkan kami dengan siraman yang berasal darimu, sesuai dengan tekad dan pencapaianmu (selama ini). Maka cintailah dan berikanlah kepada kami hal-hal yang Allah berikan dan hadiahkan padamu.”
“Jangan biarkan pengharapan ini sia-sia, jauhlah engkau semua (dari sifat tega menyia-nyiakan kami). Kami sangat beruntung datang di haribaanmu dan kami amat berbahagia dengan menziarahimu, maka bangkitlah dan syafaatilah kami bermohon pada Allah yang bersifat ar-Rahman, Tuanmu. Mudah-mudahan kami diberi (Allah) keberuntungan dan diberi limpahan karunia yang selama ini dianugerahkan kepadamu.”
“Mudah-mudahan kita dipandang dan dilimpahi rahmat yang akan menyelimuti kami dan engkau. Semoga engkau semakin dihidupkan dengan keselamatan (dari) Allah dan semoga pandangan Allah senantiasa menuntun engkau. Mudah-mudahan rahmat Allah dan keselamatan semakin terlimpah kepada tuan kita, manusia pilihan yang mensyafaati dan menyelamatkan kita.”
(redaksi)