POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus menggenjot program Rumah Layak Huni (RLH) yang bertujuan menurunkan angka kemiskinan dengan meningkatkan kualitas tempat tinggal masyarakat.
Hingga saat ini, program yang didorong oleh kontribusi sektor swasta ini telah mencapai kemajuan signifikan, dengan sekitar 60 persen dari target yang telah terealisasi.
Hal ini disampaikan Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Kaltim, Irhamsyah saat lakukan konferensi pers yang diadakan di Kantor Diskominfo Kaltim, Jumat (23/8/2024).
Irhamsyah bersyukur karena target telah mencapai 60 persen dari target yang ditetapkan.
"Dari target 508 unit, saat ini sudah terwujud sebanyak 321 unit RLH," ucap Irhamsyah.
Ia mengatakan bahwa Program RLH ini dirancang untuk membantu warga yang kurang mampu dengan memberikan mereka akses ke rumah yang layak.
"Program ini adalah pendanaannya tidak sepenuhnya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), melainkan melibatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari berbagai perusahaan di Kaltim," jelasnya.
ia mengatakan ada sektor-sektor yang berkontribusi mencakup berbagai bidang, mulai dari jasa konstruksi, pertambangan, perbankan, hingga BUMD dan BUMN.
"Sektor perkebunan menjadi kontributor utama, dengan total 38 perusahaan yang terlibat dalam proyek ini," tuturnya.
Menurut data terbaru hingga Juli 2024, dana CSR yang telah masuk untuk program ini mencapai Rp36,9 miliar.
"Untuk tahun 2024, dana CSR yang telah berkomitmen untuk membangun 80 unit RLH berjumlah Rp9,2 miliar," jelasnya.
Program ini sudah berjalan hampir dua tahun dan menunjukkan hasil yang positif. Namun, Pemerintah Provinsi Kaltim tidak berhenti di sini.
"Mereka berencana menambah jumlah perusahaan yang terlibat kami telah menyerahkan beberapa proposal kepada perusahaan dan mendapatkan respon positif, termasuk dari perusahaan-perusahaan yang berada di pelosok daerah," ujarnya.
Salah satu langkah strategis adalah menghimpun kontribusi dari perusahaan-perusahaan di daerah-daerah terpencil, seperti Mahakam Ulu.
"Kami akan memberikan proposal kepada perusahaan-perusahaan besar di sana dan menarik kontribusi mereka untuk lingkungan sekitar," tuturnya.
Program RLH ini dirancang dengan tipe rumah 36 dan 45 yang, meskipun dianggap kecil, sudah memenuhi standar layak huni.
"Meskipun rumah yang dibangun memiliki ukuran kecil, masyarakat tetap merasakan manfaat dari sanitasi yang baik dan aksesibilitas yang memadai," ujarnya.
Ia berharap program ini dapat terus berlanjut dan mencapai target yang telah ditetapkan.
"Kami berharap program ini akan terus berjalan setelah target terpenuhi. Rumah-rumah yang dibangun tidak hanya memberikan tempat tinggal yang layak tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat," pungkasnya.
(*)