POJOKNEGERI.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow akan lebih memperkuat dan memodernisasi angkatan bersenjatanya, termasuk mengerahkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat yang baru diuji, pada akhir 2022.
Putin membuat komentar pada Selasa, 21 Juni 2022 dalam pertemuan televisi dengan lulusan akademi militer di tengah invasi berkelanjutan Rusia ke Ukraina.
Direncanakan bahwa pada akhir tahun, kompleks pertama seperti itu akan bertugas tempur,” kata Putin kepada para wisudawan, mengacu pada ICBM dikembangkan Rusia yang mampu membawa 10 atau lebih hulu ledak nuklir.
Rusia berhasil menguji coba rudal itu pada bulan April, membuat beberapa pengamat ketakutan pada saat ketegangan meningkat yang sekali lagi meningkatkan prospek konfrontasi nuklir dengan Barat.
Pengerahan itu akan dilakukan sebagai bagian dari peningkatan militer Rusia yang lebih besar, kata Putin, seraya menambahkan bahwa pasukan telah mulai menerima sistem pertahanan udara dan rudal S-500 “yang tidak ada tandingannya di dunia”.
Rusia telah membenahi sistem pertahanan udaranya dengan S-500, yang dapat dengan cepat dikerahkan dan dapat mencegat pesawat jarak jauh, rudal hipersonik, dan ICBM.
“Kami akan terus mengembangkan dan memperkuat angkatan bersenjata kami, dengan mempertimbangkan potensi ancaman dan risiko militer,” kata Putin, sekaligus memuji pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina karena bertindak “dengan keberanian, profesionalisme, seperti pahlawan sejati”.
Moskow menyebut invasi itu sebagai "operasi militer khusus" yang dimaksudkan untuk "membebaskan" wilayah Donbas timur Ukraina.
Senjata unik
Rudal itu telah dikembangkan oleh Rusia selama bertahun-tahun, memiliki muatan besar dan jangkauan ekstrem, sehingga kemungkinan besar dapat melewati sebagian besar sistem pertahanan radar dan rudal.
Presiden Rusia sebelumnya memuji rudal Sarmat sebagai “senjata yang benar-benar unik” yang akan menjamin keamanan negaranya dari “ancaman” eksternal.
Dia mengatakan itu akan membuat mereka yang mencoba "mengancam" Rusia dalam panasnya retorika agresif "berpikir dua kali".
Pada bulan April, juru bicara Pentagon saat itu John Kirby meremehkan pentingnya uji coba rudal tersebut.
"Pengujian itu rutin dan itu tidak mengejutkan," kata Kirby kepada wartawan.
“Tentu saja, departemen tetap fokus pada agresi Rusia yang melanggar hukum dan tidak beralasan terhadap Ukraina.”
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya mengatakan bahwa Rusia hanya akan menggunakan senjata nuklir jika keberadaannya terancam.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)